Find Us On Social Media :

Varian Mu Telah Menyebar di 46 Negara, Pemerintah Perketat Masuk Indonesia

Ilustrasi varian Mu sudah menyebar. Indonesia perketat setiap pintu masuk.

GridHEALTH.id - Semua dunia tahu, Indonesia negara yang sangat welcome bagi siapa saja yang ingin bertandang ke ibu pertiwi.

Apalagi pariwisata Indonesia kembali digenjot pemerintah, juga investasi bisnis.

Tapi untuk kali ini, masuk Indonesia bagi warga negara asing juga warga negara Indonesia dari luar negeri tidaklah mudah.

Sebab pemerintah memperketat kedatangan dari luar negeri ke Indonesia.

Hal ini dilakukan tidak lain untuk mencegah dan mengantisipasi varian Mu yang saat ini sedang dikhawatirkan oleh banyak negara di dunia.

Dikabarkan saat ini varian Mu sudah menjangkiti 46 negara.

Varian Mu Lebih Tahan Vaksin

Varian Mu adalah varian virus corona baru yang pertama kali teridentifikasi di Kolombia. Nama lain Mu adalah B.1.621.

Disebutkan Mu ini tahan terhadap vaksin, seperti halnya varian Beta.

Baca Juga: Kopi Dapat Menurunkan Risiko Terpapar Covid-19? Penurunan Riskonya Sekitar 10 Persen, Tapi .....

Dalam buletin mingguan WHO disebutkan, "Sejak teridentifikasi pertama kali di Kolombia pada Januari 2021, ada beberapa laporan sporadis kasus varian Mu dan beberapa wabah yang lebih besar telah dilaporkan dari negara Amerika Selatan dan di Eropa".

Disebutkan juga, "Varian Mumemiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan".

WHO pun menetapkan strain virus corona baru ‘Mu’ ini sebagai variant of interest (VOI).

WHO mengakui jika varian Mu memiliki kemampuan yang menunjukkan dirinya bisa lebih tahan terhadap vaksin, seperti halnya varian Beta.

Karenanya, Kementerian Kesehatan perketat tata laksana di pintu masuk negara Indonesia bagi pendatang dari luar negeri.

Para pelaku perjalanan luar negeri dilakukan pemeriksaan sequencing untuk mengantisipasi masuknya varian baru virus COVID-19 ke Indonesia termasuk varian MU.

Hal ini harus dilakukan mengingat Indonesia menempati peringkat keenam dunia sebagai negara yang warganya paling banyak mendapatkan vaksinasi covid-19, setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil dan Jepang.

Baca Juga: 4 Makanan Peningkat Sistem Imun Terbaik Bagi Usia 50 Tahun Ke Atas

Pemerintah pun memantau pelaku perjalanan luar negeri, seperti WNI yang baru kembali dari Kolombia, Ekuador, maupun negara-negara yang mengumum kan sudah ada penyebaran varian Mu di negaranya.

Untuk diketahui, mutasi virus SARS-CoV-2 semakin mudah ketika seseorang yang terpapar melakukan aktivitas perjalanan yang tinggi.

Semakin banyak infeksi pun akan menyebabkan semakin mudah virus COVID-19 bermutasi.

Untuk itu kementerian Kesehatan, melansir SehatNegeriku (11/9/2021), terus-menerus melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait dalam rangka pengawasan di pintu-pintu masuk negara Republik Indonesia.

Masuk Indonesia Divaksin Terlebih Dahulu

dr. Nadia dalam keterangan pers secara virtual di jakarta (10/9) menyampaikan, data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 2,24% warga negara Indonesia yang kembali dari perjalanan luar negeri teridentifikasi positif meski hasil tes dari negara sebelumnya dinyatakan negatif.

Baca Juga: Mengenal Gejala Campak Jerman, Penyakit Menular Akibat Virus

Sebanyak 0,83% warga negara asing yang datang ke Indonesia dinyatakan positif setelah dites di pintu masuk kedatangan Indonesia, padahal hasil tes sebelumnya dari negara asal kedatangannya dinyatakan negatif.

Pada periode 1 sampai 31 Agustus 2021, 4,5% pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif COVID-19 dari jumlah total kedatangan 36.722 orang.

Pemerintah fokus kepada 5 negara asal pelaku perjalanan yang catatan positif COVID-19 nya tinggi pada saat datang ke Indonesia, antara lain Arab Saudi, Malaysia, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, dan Jepang.

Sementara pada periode 1 sampai 6 September 2021, 2% pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif COVID-19 dari jumlah total kedatangan sebanyak 7.179 orang.

Ada 5 negara asal kedatangan dengan catatan hasil positif COVID-19 yang tinggi setelah sampai ke Indonesia yakni Arab Saudi, Malaysia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Singapura.

Baca Juga: Mengenal Gejala Campak Jerman, Penyakit Menular Akibat Virus

Mereka yang datang dinyatakan positif setelah dilakukan pemeriksaan kembali di pintu masuk kedatangan Indonesia, meski sebelumnya diketahui hasil tes dari negara asalnya dinyatakan negatif.

Diketahui juga bahwa 65% dari pelaku perjalanan luar negeri ini belum mendapatkan vaksinasi saat masuk Indonesia, khususnya di Provinsi Jakarta.

Oleh karena itu Pemerintah mengimbau setiap orang yang akan masuk ke Indonesia dari luar negeri baik WNA maupun WNI, divaksinasi terlebih dahulu di negara asal keberangkatannya.

“Untuk itu kami mengimbau agar pintu-pintu masuk ke Republik Indonesia seperti bandara udara, pelabuhan laut internasional untuk terus memperketat prosedur skrining dan prosedur pengawasan masuknya pelaku perjalanan internasional,” ucap Nadia.

Hal-hal yang menjadi mandatory atau kewajiban adalah melakukan pemeriksaan PCR pertama saat hari pertama kedatangan.

Rangkaian Skrining Masuk Indonesia

Bila hasil pemeriksaan PCR pertamanya negatif lalu dilanjutkan dengan menjalankan karantina sampai dengan hari ke-8.

Pada hari ke-7 dilakukan pemeriksaan PCR kedua saat yang bersangkutan masih menjalani karantina.

Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Diabetes Gestasional Bisa Sebabkan Komplikasi pada Bayi

Tes PCR hari ke-7 itu untuk memastikan bahwa pelaku perjalanan luar negeri positif atau negatif COVID-19.

Bila hasil pemeriksaan PCR yang kedua negatif barulah dinyatakan selesai melaksanakan karantina.

Tetapi bila hasil pemeriksaan PCR kedua di hari ketujuh itu positif, maka harus isolasi terpusat atau perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.

“Harapannya bahwa protokol ini bisa diterapkan Satgas COVID-19 di bandar udara dan pelabuhan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, karena kita ketahui beberapa pintu masuk dari pelaku perjalanan internasional ini ada di beberapa provinsi lainnya,” tutur Nadia.

Jadi sangat penting dukungan dari pemerintah daerah untuk menjaga mobilisasi pintu masuk ke Indonesia.

Untuk diketahui, Kemenkes terus memantau semua varian yang muncul baik itu varian of concern yaitu varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta maupun varian of Interest seperti varian Eta, Theta, Iota, Kappa, Lambda, MU, termasuk juga varian lokal yang muncul di Indonesia.

“Kami juga melakukan pemantauan terhadap varian MU yang saat ini menyebar di 46 negara dan kami terus melakukan koordinasi dengan petugas di pintu masuk negara dan menyusun berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki potensi kebal terhadap vaksin,” tegas Nadia.(*)

Baca Juga: Tujuan Operasi Mata Vitreoretinal Bagi Penyandang Diabetes yang Mengalami Retinopati Diabetik Proliferatif