Find Us On Social Media :

Marshanda Lakukan Perjalanan Hingga ke Amerika Serikat Untuk Sembuhkan Bipolar, Wanita Lebih Sering Mengalami

Marshanda berada di Amerika Serikat untuk pengobatan gangguan bipolarnya. Lebih banyak diderita wanita.

 

GridHEALTH.id - Aktris Marshanda melakukan pengobatan hingga ke Amerika Serikat untuk mengatasi gangguan bipolar (GB) yang dideritanya sejak tahun 2009. Ia membagi pengalamannya melalui tagar #USHealingTrip di Instagram pribadi.

Dalam unggahannya dengan tagar #USHealingTrip, Caca menceritakan pengalaman yang ia lakukan selama di Amerika. Tak hanya itu, Ia pun memberikan beberapa pelajaran yang Ia dapatkan selama perjalanan pengobatan penyakitnya.

"Izinkan perasaan kamu untuk bisa; Mendengarkan apa yang tubuh kamu ingin katakan kepadamu, dan lebih bisa terbuka akan hal yang pernah membuatmu sakit kepada dunia dan kembangkan dengan penuh warna," demikian tulis Caca di akun instagramnya.

Meski terlihat adanya kenaikan berat badan pada tubuhnya akibat konsumsi obat-obatan, Caca tetap menebarkan energi positif dari dirinya dan terlihat sehat serta ceria.

Penting diketahui, gangguan bipolar bersifat episodik ternyata lebih berisiko dialami wanita dibanding pria.Demikian dikatakan Wakil Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood lainnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K).

Baca Juga: Dari Alzheimer Hingga Bipolar, Dampak Obesitas Pada Gangguan Mental yang Belum Banyak Diketahui

Baca Juga: Lagi Tren Kopi Dicampur Alpukat, Ini Manfaatnya Untuk Kesehatan

Hal ini karena wanita mengalami siklus mood dalam hidupnya yang bisa berubah tergantung hormon estrogennya.

"Wanita mengalami masa haid, hamil, melahirkan hingga menopause. Hormon estrogen berperan besar sehingga wanita lebih banyak mengalami bipolar dibanding pria," kata Nurmiati yang ditemui dalam acara Seminar Gangguan Bipolar dalam Kaitannya dengan pemakaian Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya di Hotel JW Marriott, dikutip dari Kompas (18/06/2014).Gangguan bipolar juga disebut bersifat kronik, serius dan sering berpotensi fatal yang mengakibatkan kecelakaan.

Angka kematian akibat gangguan bipolar 2-3 kali lebih tinggi daripada skizofrenia dan angka kematian ini meningkat terkait dengan komorbiditas penggunaan zat dan penyakit medis lainnya, tetapi penyebab kematian terbanyak akibat bunuh diri.

Meski bersifat seumur hidup, kita bisa mengatur kestabilan dari mood serta gejala lainnya dengan mengikuti sejumlah perawatan intensif.

Baca Juga: Jangan Aplikasikan Tabir Surya Pada Bayi, Ini Alasan Kesehatannya

Baca Juga: Penyebab Komplikasi Diabetes Seringnya Akibat Ketidakmampuan Mengelola Kadar Gula Darah

Para pengidap gangguan bipolar umumnya akan mendapatkan perawatan berupa obat-obatan dan psikoterapi. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL