GridHEALTH.id - Tidak semua kosmetik dan perawatan tubuh bisa digunakan oleh ibu hamil.
Banyak artikel yang mengulas kosmetik berbahaya bagi ibu hamil.
Tapi bagi awam kebanyakan tips yang ditemui menyulitkan bagi masyarakat untuk bisa mengikutinya.
Tidak perlu khawatir, intinya dari sekian banyak tips dan informasi yang telah ibu ketahui, hindari kosmetik dan perawatan tubuh yang mengandung bahan kimia endokrin.
Baca Juga: Cara Mengatasi Kemerahan di Wajah Akibat Penyakit Kulit Rosacea
Jadi patokannya cukup lihat apakah kosmetik yang akan digunakan dan dibeli mengandung bahan kimia endokrin atau tidak.
Jika mengandung bahan kimia endokrin tinggalkan.
Sebab produk kosmetik yang mengandung bahan kimia endokrin sangat berbahaya selama kehamilan karena sifatnya yang dapat mempengaruhi hormon ibu hamil.
Jadi bahan kimia endokrin mempengaruhi sistem endokrin ibu hamil, sehingga menyebabkan cacat lahir, tumor dan masalah perkembangan pada janin.
Nah, biasanya bahan kimia endokrin ini terdapat pada, parfum yang mengandung phthalate, dan beberapa produk kecantikan, seperti lotion atau krim bisa berbahaya bagi janin.
Baca Juga: Teh Daun Alpukat Penurun Asam Urat, Mudah Dibuat, Begini Caranya
Pada cat rambut ada, lo, yaitu amonia yang dapat mempengaruhi paru-paru dan kulit ibu hamil.
Untuk cat kuku, hindari yang mengandung metilbenzena dan toluena.
Itu adalah bahan berbahaya, keduanya memiliki efek karsinogenik.
Untuk krim penghitam rambut, lipstik, krim kosmetik yang mengandung asam thioglycolic.
Lebih jelasnya, simak paparan berikut yang dilansir dari BeautyJournal.id (14/01/2019);
1. Paraben
Sejauh ini, salah satu EDC yang paling kontroversial adalah paraben.
Paraben umumnya digunakan sebagai bahan pengawet pada produk perawatan tubuh serta kosmetik karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri.
Bahan kimia sintetis ini terbukti memiliki sifat seperti estrogen dan dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh manusia.
Tak hanya itu, paraben dapat terserap dengan mudah melalui kulit, darah, dan sistem pencernaan.
Studi medis 2012 turut menjelaskan bahwa paraben dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Cara menghindarinya: Paraben biasanya muncul dalam bentuk methyl-, ethyl-, propyl-, isopropyl- dan butylparaben.
Baca Juga: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Terjadi Desember, Saat Ini Memang Tengah Melandai
Supaya aman, carilah produk kosmetik dan perawatan tubuh yang berlabel “bebas paraben.”
2. Oxybenzone
Bahan Kimia Oxybenzone merupakan turunan dari benzophenone, biasa digunakan dalam produk kecantikan seperti lip balm, sunscreen, dan cat kuku untuk melindungi produk dari sinar UV.
Bahan kimia ini sangat mudah diserap oleh tubuh, dan dalam jumlah yang tinggi dapat bersifat persisten dan beracun (PBT).
Hasil penelitian menemukan bahwa oxybenzone dapat menyerap jauh ke dalam darah manusia, bahkan telah ditemukan dalam ASI.
Bahan kimia ini terkait dengan kanker, gangguan endokrin, serta toksisitas sistem organ manusia.
Baca Juga: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Terjadi Desember, Saat Ini Memang Tengah Melandai
Cara menghindarinya: Hindari produk kecantikan yang mengandung benzophenone dan turunannya (BP2 dll), oxybenzone, sulisobenzone.
Untuk produk sunscreen, pilihlah yang mengandung titanium dioxide.
3. Resorcinol
Resorcinol merupakan EDC yang sering digunakan sebagai pengawet, antiseptik dan desinfektan pada produk pewarna rambut, shampoo, serta produk perawatan topikal untuk mengobati jerawat, eksim, dan psoriasis.
Baca Juga: Penyakit Kulit Rosacea ada 4 Jenis, Ini Perbedaannya dengan Jerawat
Dalam dosis yang tinggi, resorcinol termasuk zat beracun dan dapat mengganggu fungsi sistem saraf pusat dan menyebabkan masalah pernapasan. Resorcinol juga terbukti mengganggu sistem endokrin atau hormon, khususnya fungsi tiroid.
Cara menghindarinya: Resorcinol biasanya muncul di label produk sebagai resorcinol, 1,3-benzenediol, resorcin, 1,3-dihydroxybenzene (m-hydroxybenzyl, m-dihydroxyphenol).
Hindari produk yang mengandung zat ini.
4. Triclosan
Triclosan umumnya digunakan sebagai bahan aktif, pengawet dan agen anti-bakteri yang ditemukan dalam produk deodoran, sabun anti-bakteri, obat kumur, dan pasta gigi.
Tes pada mamalia dan hewan lainnya telah menunjukkan berbagai efek mengganggu hormon dan endokrin yang disebabkan oleh triclosan.
Baca Juga: Gejala Rosacea, Penyakit Kulit Maia Estiaty yang Sulit Disembuhkan
Penggunaan triclosan secara masif pada produk kecantikan telah menimbulkan kekhawatiran mengenai efeknya terhadap manusia dan lingkungan, seperti gangguan endokrin, bioakumulasi, dan munculnya bakteri yang resisten terhadap antibodi dan produk anti-bakteri.
Cara menghindarinya: Hindari produk kecantikan yang mengandung triclosan (TSC) dan triclocarban (TCC)
5. Phthalates
Berbicara tentang phthalates, mungkin Anda sudah pernah mendengar bahaya dari salah satu turunannya, yaitu Bisphenol-A (BPA) yang ditemukan di lapisan kaleng aluminium, botol plastik, dan mainan.
Phthalates terkadang masih digunakan untuk produk kecantikan, dan yang paling bahaya lagi, bahan ini biasanya tidak dicantumkan pada label.
Jenis yang paling umum ditemukan pada produk kecantikan adalah diethyl phthalate (DEP) yang digunakan sebagai pelarut cat kuku, wewangian, dan parfum.
Bahan kimia berbahaya yang terkait dengan gangguan endokrin, toksin untuk sistem reproduksi, serta dapat memicu kanker ini telah dilarang untuk produk kecantikan yang beredar di Uni Eropa dan Australia.
Cara menghindarinya: Baca label pada produk kuku, dan pilih opsi yang tidak mengandung DEP.
Beberapa label produk kuku mengindikasikan bahwa produk tersebut 'bebas phthalates'.
Produk kecantikan lainnya yang mencantumkan 'wewangian' pada labelnya harus dihindari untuk mencegah kemungkinan terpapar phthalates.
Endocrine Disrupting Chemicals atau EDC
Penting juga diketahui, EDC adalah zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon normal pada manusia atau hewan.
Jika sering terpapar EDC secara terus menerus, hal ini dapat membahayakan kesehatan, karena EDC dapat meniru hormon alami tubuh sembari menghancurkan hormon yang normal, seperti estrogen, yang mengakibatkan masalah persinyalan internal dan memicu kematian sel prematur.
Walaupun ada jenis alami yang ditemukan pada tanaman, seperti kedelai (dikenal sebagai fitoestrogen), sebagian besar senyawa EDC berasal dari bahan kimia sintetis.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Environmental Health Sciences, wanita yang sering menggunakan produk kecantikan yang mengandung EDC lebih mudah terkena masalah kesehatan reproduksi wanita, termasuk masalah kesuburan, pubertas dini, dan penuaan dini reproduksi.(*)
Baca Juga: Dikenal Kaya Antioksidan Jengkol dan Petai Ternyata Mengandung Racun, Ini Kata Ahli Gizi