Gejala umum TBC kelenjar adalah adanya benjolan di sekitar leher, ketiak maupun selangkangan.
Kelompok yang paling berisiko mengalami TBC kelenjar adalah penderita HIV/AIDS dan anak-anak.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan adanya pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu atau beberapa bagian tubuh.
Untuk mendiagnosis TBC kelenjar getah bening perlu menyingkirkan kemungkinan pembengkakan getah bening yang ditemukan pada kondisi kesehatan atau infeksi lainnya, seperti leukemia, limfoma, infeksi virus, toksoplasmosis, serta sifilis.
TBC ekstra paru, termasuk TBC kelenjar getah bening tidak dapat menular ke orang lain.
Kecuali pada kondisi tertentu dimana pasien juga menderita TBC paru di waktu yang bersamaan. Pun TBC kelenjar dapat dicegah apabila kita mengenali gejalanya sejak dini.
Diagnosis dan Pengobatan TBC Kelenjar
Diagnosis penyakit ini umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat penyakit oleh dokter.
Setelah diduga menderita TBC kelenjar, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa biopsi (pengambilan sampel jaringan) terhadap benjolan.
Salah satu prosedurnya adalah melalui biopsi aspirasi dengan jarum halus.
Untuk membantu diagnosis, menurut laman Rumah Sakit An-Nisa, Tengerang (1/12/2020), dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang meliputi Rontgen dada, CT scan pada leher, tes darah, dan pemeriksaan biakan kuman TB.