Find Us On Social Media :

Ingin Mengurangi Dampak Pemanasan Global, Aktor Leonardo DiCaprio Investasi Bikin Pabrik Daging Budidaya yang Dikembangkan di Laboratorium

Aktor Leonardo DiCaprio berinvestasi di perusahaan daging budidaya dari laboratorium.

GridHEALTH.id - Dalam upaya untuk memerangi krisis iklim pemanasan global, aktor Amerika Serikat Leonardo DiCaprio telah berinvestasi di dua perusahaan rintisan daging yang tumbuh di laboratorium, dikutip USA Today (23/09/2021).

DiCaprio telah membeli saham yang tidak disebutkan jumlahnya di Aleph Farms dan Mosa Meat, dua perusahaan yang mengembangkan produk protein yang tumbuh dari sel sapi, sebuah bisnis yang muncul di pasar daging alternatif yang sedang berkembang.

Aktor pemenang Academy Award juga akan bertindak sebagai penasihat perusahaan, kata siaran pers bersama dari Aleph Farms yang berbasis di Israel dan Mosa Meat yang berbasis di Belanda.

"Salah satu cara paling berdampak untuk memerangi krisis iklim adalah mengubah sistem pangan kita," kata DiCaprio dalam konferensi pers.

"Mosa Meat and Aleph Farms menawarkan cara baru untuk memenuhi permintaan daging sapi dunia, sambil memecahkan beberapa masalah paling mendesak dari produksi daging sapi industri saat ini."

Pengumuman itu muncul setelah investasi sebelumnya oleh bintang "Titanic" di Beyond Meat yang diperdagangkan secara publik, yang menjual burger dan sosis yang terbuat dari tanaman.

Baca Juga: 7 Jenis Protein Pengganti Daging Sapi, Sama Manfaat dan Menyehatkan

Baca Juga: Tak Ingin Anak Jadi Pemalas, Selebriti dan Milyader Holywood Ramai-ramai Tulis Surat Wasiat Tidak Tinggalkan Sepeserpun Untuk Anak!

Aleph Farms menumbuhkan steak daging sapi, dari sel non-rekayasa genetika yang diisolasi dari sapi hidup, tanpa merugikan hewan dan dengan dampak yang berkurang secara signifikan terhadap lingkungan.

Sementara Mosa Meat memperkenalkan hamburger daging sapi budidaya pertama di dunia pada tahun 2013, dengan menanamnya langsung dari sel sapi.

Pendukung daging alternatif mencirikan usaha seperti itu sebagai komponen penting untuk mengatasi perubahan iklim sembari tetap menjamin ketersediaan pangan.

Pengelolaan peternakan konvensional merupakan sumber gas rumah kaca melalui penebangan pohon untuk memberi ruang bagi produksi pakan ternak dan pemeliharaan ternak, dan emisi dari hewan itu sendiri.

Tetapi karena proses produksi yang masih mahal dan memakan biaya tinggi, secara komersial daging budidaya ini masih kalah jauh dalam hal penjualan dibanding daging nabati ('daging' dari tumbuhan yang diperuntukkan bagi kelompok penganut vegetarian.

Baca Juga: Efek Somogyi dan Fenomena Fajar Pada Penyandang Diabetes, Apa Bedanya?

Baca Juga: Butuh Air Minum Isi Ulang, Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli

Sejauh ini penjualan daging budidaya masih terbatas di sebagian kecil negara Eropa dan di Asia, hanya Singapura yang menyetujui penjualan produk tersebut.(*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL