“Di lapangan, saya telah melihat masalah rantai pasokan, fasilitas kesehatan yang kewalahan, dan perempuan takut mencari perawatan kesehatan, dan ketika akses ke keluarga berencana terganggu, seluruh keluarga berjuang untuk mengatasinya.”
Dengan pembatasan pergerakan yang mendorong lonjakan perempuan untuk mencari informasi lebih lanjut secara daring tentang perawatan kesehatan dan keluarga berencana, hambatan seperti kesalahpahaman, dan stigma budaya dan sosial, juga menjadi tantangan dalam topik ini.
Panel ahli dari Indonesia, Dr. Emi Nurjasmi, MPH, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia mengatakan, “Bidan memberdayakan perempuan sebelum dan sesudah melahirkan.
Memberi mereka masukan dan pilihan penting sebelum bayi lahir dan kemudian layanan kontrasepsi penting setelah bayi lahir (kontrasepsi pasca melahirkan).
Selama masa pandemi ini, bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Indonesia, kami mendukung akses perempuan terhadap kontrasepsi dengan membuka konsultasi daring.
Baca Juga: Mengobati HIV/AIDS, Penyakit Infeksi Menular Bisa Sebabkan Kematian
Baca Juga: Diabetes Tipe 2, Lima Fakta Teratas Seputar Penyakit Gaya Hidup Ini
Kami juga bekerja sama dengan petugas KB untuk mendistribusikan alat kontrasepsi. Kami juga memanfaatkan platform daring yaitu platform Klik KB – sebagai media komunikasi antara ibu dan bidan.”