Find Us On Social Media :

Qory Sandioriva Mantan Putri Indonesia 2009, Remisi Autoimmune Terpapar Covi-19

Qory Sandioriva akui idap penyakit Lupus

GridHEALTH.id - Penyakit autoimmune terjadi ketika sistem pertahanan alami tubuh tidak dapat membedakan antara sel Anda sendiri dan sel asing, menyebabkan tubuh secara keliru menyerang sel normal.

Nah, hal ini pula yang dirasakan oleh mantan Putri Indonesia Qory Sandioriva, sebagai penyintas Autoimmune.

Setelah Qory diketahui autoimmune, ternyata ibu dan kakak perempuannya pun senasib dengannya.

Menurut Qory, saat ditemui dalam acara eTalk Series bertajuk “Autoimmune Won’t Keep You Apart: Living Well with Loved Ones” (7/10/2021) yang digelar secara online, dirinya menyadari sebagai penyintas Autoimmune awalnya mengalami kulit terasa perik, terlebih kulit kepala.

"Juga mengalami demam, sakit kepala, malah sempat koma saat itu," paparnya mencoba mengingat apa yang dialami saat menyadari pertama kali mengidap autoimmune.

Dari pengalamannya itu pula Qory berpesan, "Jika sudah merasakan kulit perih-perih enggak jelas, demam greges greges tak berkesudahan, sakit kepala sangat, baiknya curiga ada yang tidak beres dan periksakan ke dokter. Apalagi jika termasuk orang yang berisiko autoimmune."

Pada kesempatan tersebut pun Qory menceritakan dirinya yang sudah remisi autoimmune pernah terpapar Covid-19.

Baca Juga: Perlu Perhatian Ekstra, Ini Penyebab Diabetes Tipe 1 Pada Anak

"Ya itulah, padahal pola makan dan hidup sudah dijaga, prokes taat, autoimmune sudah remisi, eh mis sedikit saja kena," papar Qory.

Untungnya, karena penanganan tepat, jaga diri, bisa berdamai dengan kondisi dan keadaan, semuanya bisa dilalui dengan selamat.

Mengenai siapa yang berisiko mengalami autoimmune, menurut Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD-KAI, pada acara tersebut yang diselenggarakan oleh Bank DBS Indonesia bermitra dengan Manulife, ada pada perempuan, khususya yang masuk dalam usia produktif, terlebih jika mempunyai gen autoimmune dalam keluarga.

Adapun penyakit autoimmune yang paling umum pada wanita adalah, melansir Johns Hopkins Medicine, pada artikel 'What Are Common Symptoms of Autoimmune Disease?', disebutkan:

* Rheumatoid arthritis, suatu bentuk arthritis yang menyerang persendian

Baca Juga: Aplikasi PeduliLindungi Tidak Mendata Relawan Vaksin Nusantara

* Psoriasis, suatu kondisi yang ditandai dengan bercak kulit yang tebal dan bersisik

* Artritis psoriatik, sejenis radang sendi yang mempengaruhi beberapa orang dengan psoriasis

* Lupus, penyakit yang merusak area tubuh yang meliputi persendian, kulit, dan organ tubuh

* Penyakit tiroid, termasuk penyakit Graves, di mana tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme), dan tiroiditis Hashimoto, di mana tubuh tidak membuat cukup hormon (hipotiroidisme).

Adapun gejala penyakit autoimun mungkin parah pada beberapa orang dan ringan pada orang lain.

Baca Juga: 6 Tips Untuk Peregangan yang Aman Guna Terhindar Dari Risiko Cedera

“Gejala yang dialami seseorang kemungkinan berhubungan dengan banyak faktor yang mencakup genetika, lingkungan, dan kesehatan pribadi,” papar Ana-Maria Orbai, M.D., M.H.S., ahli reumatologi di Pusat Arthritis Johns Hopkins.

Sedangkan gejala penyakit autoimmune secara umum adalah;

* Kelelahan

* Nyeri sendi dan bengkak

* Masalah kulit

* Sakit perut atau masalah pencernaan

* Demam berulang

* Kelenjar bengkak.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Ilmuan dari Perusahaan Vaksin Covid-19 Terkemuka, Antibodi Alami Lebih Baik, Benarkah?

Prihal faktor risiko penyakit autoimmune, para peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan penyakit autoimun, tetapi beberapa teori menunjukkan sistem kekebalan yang terlalu aktif menyerang tubuh setelah infeksi atau cedera.

Adapun faktor risiko tertentu yang meningkatkan kemungkinan mengembangkan gangguan autoimmune, termasuk:

* Genetika: Gangguan tertentu seperti lupus dan multiple sclerosis (MS) cenderung diturunkan dalam keluarga. “Memiliki kerabat dengan penyakit autoimun meningkatkan risiko Anda, tetapi itu tidak berarti Anda akan mengembangkan penyakit tertentu,” kata Orbai.

* Berat badan: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis atau psoriatic arthritis. Ini bisa jadi karena lebih banyak berat badan memberi tekanan lebih besar pada persendian atau karena jaringan lemak membuat zat yang mendorong peradangan.

Baca Juga: Pengobatan Difteri Perlu Pemberian Antibiotik Hingga Antitoksin

* Merokok: Penelitian telah mengaitkan merokok dengan sejumlah penyakit autoimun, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroidisme, dan MS.

* Mengonsumsi obat-obatan tertentu: “Obat tekanan darah atau antibiotik tertentu dapat memicu lupus yang diinduksi obat, yang seringkali merupakan bentuk lupus yang lebih jinak,” kata Orbai.

“Pusat myositis kami juga menemukan bahwa obat khusus yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, yang disebut statin, dapat memicu miopati yang diinduksi statin.”

Miopati adalah penyakit autoimun langka yang menyebabkan kelemahan otot.

Namun, sebelum memulai atau menghentikan obat apa pun, pastikan untuk berbicara dengan dokter.

Hal yang sama disampaikan oleh dr. Stevent, menurutnya mendiagnosis autoimmune tidak mudah.

"Ada lebih dari 150 jenis autoimmune. Tapi ada patokan untuk mulai mencurigainya, yaitu; populasi kunci, keluhanan menahun dan tidak membaik, semisal kesulitan konsentrasi, nyeri sendi, gangguan saluran cerna, kesemutan , keguguran berulang, bahkan ketidak suburan," paparnya.(*)

Baca Juga: Rambut Beruban di Usia Muda, Sederet Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya