Find Us On Social Media :

5 Upaya Mencegah Hamil Anak dengan Down Syndrome, Hati-hati Ibu Usia 35 Tahun

Hamil anak dengan down syndrome bisa dicegah.

GridHEALTH.id - Setiap ibu tentu ingin hamil anak yang sehat dan sempurna. Setelah lahir menjadi anak yang saleh, sehat, cerdas dan pintar, membanggakan orangtua.

Tapi pada ibu tertentu, mau tidak mau dirinya harus menerima kondisi anak yang dipercayakan Allah SWT kepadanya.

Baca Juga: Kabar Baik Pandemi Covid-19, Bulan Ini Cakupan Vaksinasi Covid-19 Indonesia Tembus 100 Juta Orang

Tidak jarang ibu hamil dengan kondisi bayi yang dikandunganya memiliki kelainan down syndrome (DS).

Anak dengan Down Syndrome umumnya mengalami gangguan penyerta.

Misalnya kebocoran bilik jantung, gangguan mata seperti katarak, dan gangguan hormon tiroid seperti hipotiroid.

Karena itu, pemeriksaan umum harus dilakukan untuk mendeteksi kelainan-kelainan tersebut supaya penanganan bisa segera dilakukan.

Pada anak yang mengalami kebocoran jantung misalnya, perlu dirujuk ke dokter jantung anak untuk penanganan intensif.

Baca Juga: Suami Istri Meninggal Karena Covid-19 Sebelumnya Menolak Divaksin, Empat Anaknya Jadi Yatim Piatu

Atau anak dengan hipotiroid, penanganan segera perlu dilakukan mengingat anak yang mengalami kekurangan hormon tiroid dapat mengganggu pertumbuhan fisik maupun kecerdasannya.

Hamil anak dengan down syndrome ini sejatinya bisa dicegah.

Perhatikan Usia Saat Hamil

Semakin tua usia ibu saat hamil akan semakin besar kemungkinan melahirkan anak dengan  Down Syndrome.

Baca Juga: Salah Satu Tanda Prediabetes Bisa Dilihat Pada Kulit, Ini Ciri-cirinya

Hamil di atas usia 35 tahun misalnya, perbandingannya 350:1 dan terus meningkat di usia selanjutnya.

Karena itu dianjurkan untuk hamil di usia sebelum 35 tahun.

Selain risiko anak DS berkurang, kondisi Mama pun lebih fit sehingga dapat menjalani kehamilan dengan lebih baik.Hindari Kehamilan Kedua

Hamil dan melahirkan adalah hak setiap wanita. Apapun risikonya jika ibu ingin hamil maka tidak ada yang bisa melarang, termasuk dokter sekalipun.

Hanya saja ibu harus memahami betul risiko yang bakal terjadi.

Jika salah satu atau kedua orangtua positif mengalami balance translocation, sebaiknya tidak hamil kembali, karena sebenarnya salah satu atau kedua orangtua mengalami Down Syndrome, namun tidak berdampak pada kesehatannya.

Baca Juga: Mengalami Mual saat Hamil, Sederet Obat Alami Ini Bisa Bantu Meredakannya

Akan berbeda ceritanya jika pasangan ini punya anak, karena bisa terjadi Down Syndrome pada janin (menurun secara genetik). Jalankan Pola Hidup Sehat

Untuk kehamilan yang sehat maka kita harus menerapkan pola hidup sehat.

Misalnya, makan makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, istirahat yang cukup, menghindari stres, dan sebagainya.

Pola sehat ini sebaiknya tak hanya dilakukan saat hamil atau menjelang hamil, jauh sebelum hamil perlu dilakukan sehingga tubuh lebih sehat dan siap menjalani kehamilan.

Baca Juga: Healthy Move, Ini Dia 4 Manfaat Kesehatan Berolahraga di Dalam AirRutin Kontrol ke Dokter

Kontrol ke dokter harus dilakukan secara rutin. Di awal kehamilan dilakukan sebulan sekali, di akhir kehamilan menjelang persalinan bisa dilakukan 2-3 kali setiap bulan atau setiap Minggu saat detik-detik menjelang persalinan.

Tujuannya selain memeriksa kondisi kesehatan Ibu maupun janin juga berkonsultasi untuk melakukan hal terbaik supaya kehamilan berjalan aman dan nyaman.

Jika dalam pemeriksaan ternyata janin diduga mengalami Down Syndrome, penanganan dini pun bisa segera dilakukan.

Baca Juga: Inilah Cara Pemeriksaan Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Menurut Ahli

Lebih Hati-hati di Usia 35 Tahun

Jika Ibu memutuskan untuk hamil meski usianya sudah 35 tahun atau lebih, sebaiknya lebih berhati-hati menjaga kehamilannya.

Sebenarnya tak hanya untuk Down Syndrome, juga untuk gangguan lain mengingat di usia ini rentan terjadi gangguan kehamilan dan janin.

Ibu hamil harus lebih sigap kontrol ke dokter kandungan, lebih ketat menjaga asupan nutrisinya, tidak boleh kekurangan kekurangan zat besi, Hb-nya tidak boleh di bawah 10, mengonsumsi suplemen vitamin dengan baik, dan sebagainya.(*)

Baca Juga: Katarak Penyebab Kebutaan Tertinggi, Ini Penyebab dan Terjadinya