GridHEALTH.id - Vaksin Covid-19 booster bagi masyarakat umum semakin menjadi topik hangat yang dibicarakan juga ditanyakan kepada pemerintah.
Apalagi banyak diberitakan jika vaksin sinovac yang diterima awal tahun ini, 6 bulan setelah vaksin ke 2 akan megalami penurunan imunitas.
Baca Juga: Healthy Move, Ini Dia 6 Manfaat Luar Biasa Olahraga di Pagi Hari
Tapi, walau banyak pemberitaan yang menybutkan seperti itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada studi yang menyebutkan efektivitas vaksin sinovac setelah 6 hingga 8 bulan pasca penerimaan dosis kedua.
Katahuilah, di dalam tubuh terdapat sel-sel imun tubuh yang berfungsi menjadi sel memori yang memberikan perlindungan terhadap berbagai patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Tapi ada satu kabar menarik dari China pada Juli lalu, dilansir dari Kompas.com (29/7/2021), sebuah penelitian di China melibatkan 540 orang partisipan berusia 18 hingga 59 tahun.
Pada penelitian ini, partisipan menerima dosis vaksin sinovac ketiga setelah 6 sampai 8 bulan pasca dosis kedua.
Hasilnya justru jauh lebih memuaskan. Kadar antibodi diukur ulang setelah 28 hari pemberian dosis ketiga.
Baca Juga: Jangan Takut, 3 Kelompok Ini Tidak Wajib Menunjukan Sertifikat Vaksin Covid-19 Saat Berpergian
Kadar antibodi yang ditemukan meningkat hingga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya. Kadar antibodinya adalah 143,1.
Karenanya banyak juga pemberitaan dan desakan untuk diberikannya vaksinasi booster Covid-19 kepada masyarakat umum.
Nah, mengenai vaksin booster ini mendapat tanggapan serius dari WHO.
Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien mengatakan harus dibedakan terlebih dahulu apa yang dimaksud ketika menyebutkan vaksin booster.“Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika sudah menerima dua dosis pertama?. Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin ingin memberikan dosis tambahan,” kata Kate dalam sesi wawancara bersama WHO, dikutip dari covid19.go.id (21/10/2021).
Baca Juga: 7 Gejala dan Pengobatan Kanker Payudara Triple Negatif yang Banyak Menyerang Usia MudaTiga alasan tersebut, yakni:1.Jika tubuh tidak meresponsJika termasuk dalam kategori orang yang tidak merespons secara memadai dua dosis pertama yang diterima, kami memiliki beberapa informasi bahwa untuk orang dengan gangguan kekebalan, mungkin perlu menerima dosis ketiga karena dua yang pertama tidak melakukan apa yang mereka lakukan pada orang normal dan sehat.2. Waktu kekebalanJika seiring waktu kekebalan yang diterima dan dicapai sebagai hasil dari vaksinasi mulai berkurang, itu mulai memburuk atau turun seiring waktu mungkin untuk diberikan vaksin ketiga.
Baca Juga: Cegah Terjadinya Infeksi, Penyandang Diabetes Bisa Lakukan Hal Ini
Namun faktanya, menurut Kate, bukti saat ini menunjukkan bahwa vaksin bertahan dengan sangat baik untuk melindungi kita dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian.“Jadi kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga untuk orang yang telah divaksinasi,” ungkap Kate.3. Kinerja vaksinAlasan ketiga kemungkinan diberikan dosis ketiga adalah jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian kekhawatiran yang muncul.“Dan sekali lagi, vaksin yang kami miliki saat ini melawan variannya dan kami mengamatinya dengan sangat hati-hati bertahan dengan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik,” jelas Kate.
Baca Juga: Hindari Gula Darah Tinggi, Penyandang Diabetes Bisa Konsumsi 5 Asupan Makanan IniKate yang juga ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus ini mengungkapkan saat ini pihaknya memiliki beberapa bukti bahwa ada sebagian kecil orang, yakni mereka yang memiliki kondisi immunocompromised (gangguan sistem imun) serius tidak menerima dengan baik dua dosis COVID-19.“Itu karena mereka belum cukup menerima dua dosis pertama. Namun selain perlindungan yang diberikan oleh dosis booster, ada beberapa pertimbangan lain yang perlu kita ketahui,” ujar Kate.Kendati demikian, ia melanjutkan, apakah pemberian dosis ketiga benar-benar meningkatkan respon imun, tentu hal ini harus dilihat lebih dalam lagi.“Kami melihat bukti bahwa itu benar, dan kami berharap itu benar berdasarkan apa yang kami ketahui tentang cara kerja vaksin. Tetapi masalah lainnya adalah, haruskah dosis itu diberikan,” imbuhnya.
Baca Juga: Analisis Epidemiolog, 4 Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun
Pasalnya, Kate menjelaskan ada hal lain yang turut diperhatikan dalam hal pemberian vaksin booster ini, yaitu keamanan.“Pemberian dosis ketiga perlu dipantau untuk masalah keamanan, dan kami ingin melihat database keamanan sebelum kami membuat rekomendasi semacam itu. Dan bukti itu juga sedang dibangun, tapi kita belum sampai di sana,” jelasnya.Oleh sebab itu, Kate berujar saat ini fokus utama adalah pasokan untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin. Dimana hal ini akan mengurangi penularan, dan akan mengurangi kemungkinan lebih banyak varian muncul.
Baca Juga: Mengobati Kanker Payudara Triple Negatif Disesuaikan dengan Stadiun Kanker“Ini akan memberi kita waktu untuk melihat lebih banyak bukti tentang apakah dosis booster pada akhirnya akan dibutuhkan atau tidak. Karena tidak ada yang aman sampai kita semua memiliki kesempatan untuk divaksinasi, untuk dilindungi dari virus sementara cakupan vaksin meningkat,” pungkasnya.
Vaksin Booster di IndonesiaDi Indonesia, saat ini pemberian vaksin booster hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan.
Namun, ke depan, Kementerian Kesehatan tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberian vaksin ketiga kepada selain nakes.
"Skenario penambahan vaksin ketiga sudah disiapkan untuk 2022, namun untuk prioritasnya seperti apa masih melihat perkembangan lebih lanjut," ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Mengenai vaksin booster kembali disampikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM pada Senin (18/10/2021).
Baca Juga: Waspada, Ini 4 Jenis Infeksi yang Rentan Dialami Penyandang Diabetes
"Arahan Bapak Presiden, tadi sudah disampaikan bahwa nanti vaksin booster (Covid-19) diharapkan bisa dilaksanakan di awal tahun depan," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin sore, dikutip dari Kontan.co.id (19/10/2021).
Oleh karena itu, kata Airlangga, presiden juga meminta agar mekanisme penyuntikan vaksin booster dapat segera dipersiapkan.
"Ini mohon dipersiapkan mekanismenya baik yang berbasis PBI dan yang berbasis non-PBI," tambahnya.
Tapi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian vaksin booster kepada masyarakat luas dalam waktu dekat merupakan hal yang tidak etis.
Pasalnya, jumlah penerima vaksin Covid-19 untuk dosis pertama saja belum mencapai 50 persen dari total penduduk Indonesia.
"Booster itu bagaimana. Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right, tapi ethically wrong," kata dia dalam diskusi Wealth Wisdom Permata Bank, Sabtu (18/9/2021).(*)
Baca Juga: Bisul Menyakitkan di Dalam Hidung, Benarkah Kondisi Ini Berbahaya?