Find Us On Social Media :

Risiko dan Keuntungannya Hamil Usia Muda, 24 Tahun Puncak Kesuburan Perempuan

Hamil di usia muda, 20-an tahun, paling pas. Minim risiko, dan minim kendala yang selama ini ditakutkan.

GridHEALTH.id - Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, membuktikan hamil di usia remaja salah satu penyebab kematian Ibu.

Kehamilan di usia dini juga sebagian besar tidak diinginkan atau yang biasa disebut "kecelakaan".

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Nurdadi Saleh, mengatakan bahwa waktu yang paling tepat bagi wanita untuk hamil yaitu, pada usia 25-35 tahun.

Baca Juga: Hanya WNA dari 19 Negara Berikut ini yang Bisa Masuk Indonesia

Kehamilan yang terjadi pada usia sebelum 21 tahun dan sesudah 40 tahun beresiko tinggi bagi kesehatan.

Bahkan, akan banyak kelainan yang bisa terjadi, baik pada ibu maupun pada janin karena fisik dari si ibu belum sempurna, apalagi kalau masih remaja.

Asal tahu saja, puncak kesuburan perempuan berada di usia 24 tahun.

Jadi semakin dini usia ibu hamil, risiko kehamilan akan semakin tinggi.

Nurdadi menjelaskan, mengutip nakita.id (31/7/2015), pada remaja pertumbuhan panggulnya belum sempurna.

Baca Juga: Banyak Wanita Indonesia Terkena Kanker Payudara, Menkes: Cegah Dengan Sadari

Jika hamil usia dini (muda), maka berisiko akan mengalami kelainan panggul.

Akibat panggul yang belum berkembang sempurna itu pun menyebabkan proses kelahiran bayi harus dengan operasi sesar. Tak hanya itu, wanita yang hamil di usia dini juga sangat berisiko mengalami preeklampsia atau tekanan darah tinggi.

Tingginya angka kematian ibu pun banyak disebabkan oleh kasus tersebut.

Tak hanya pada ibu, perkembangan janin juga bisa tidak berkembang dengan sempurna. Bahkan, seringkali mereka yang hamil usia dini melahirkan anak prematur maupun memiliki kelainan bawaan.

Tapi hamil muda pada perempuan berusia 20-an dianggap sebagai saat yang tepat untuk kehamilan.

Baca Juga: Supaya Uban Kapok Muncul Lagi di Kepala, Coba Lakukan 6 Hal Ini

Hal itu dikarenakan, secara biologis, usia tersebut adalah puncak kesuburan dan kondisi tubuh sangat prima. Sehingga, lebih minim risiko.

Selain itu, umur 20-an adalah masa terbaik untuk mengandung dan melahirkan anak.

Menurut Judith Albert, dokter konsultan fertilitas endokrin reproduksi, mengutup nakita.id (29/7/2015), tidak ada perbedaan yang signifikan antara wanita di awal dan akhir umur 20-an, semuanya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi.

Ketahuilah Seiring bertambahnya usia, ovarium perempuan pun akan ikut menua, begitu juga dengan sel telur yang semakin menurun kualitasnya.

Baca Juga: Syarat Masuk Indonesia Bagi WNI dan WNA Terbaru, Harus Punya Asuransi Minimal USD100.000

Itu sebabnya sel telur wanita muda, bila dibandingkan wanita yang lebih tua, memiliki lebih sedikit risiko akan kelainan genetik yang bisa mengakibatkan, down syndrome.

Risiko keguguran juga akan lebih rendah, bila hamil di usia 20-an. Jika dibandingkan, risiko keguguran wanita usia 20-an dengan yang usianya lebih tua, yaitu: sekitar 10% untuk wanita berumur 20-an, 20% untuk wanita pertengahan sampai akhir 30-an, dan sekitar 35% untuk wanita di awal 40a-n.

Begitupun risiko untuk masalah kandungan lain, juga lebih kecil, misalnya fibroid dan endometriosis. 

Adapun risiko komplikasi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes lebih kecil pada usia muda. Peluang melahirkan bayi prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah juga lebih minim, jika dibanding dengan ibu yang hamil di atas usia 35 tahun.(*)

Baca Juga: Pengobatan Penyakit Meningokokus, Penyakit Infeksi yang Berdampak Jangka Panjang dan Mematikan