GridHEALTH.id - Gangrene adalah sebuah istilah untuk menggambarkan jaringan tubuh yang mati, karena hilangnya suplai darah ke sana.
Melansir Medicine.net, Selasa (09/11/2021), istilah tersebut sudah digunakan sejak zaman dahulu dan orang Yunani menggunakan istilah ganggaraina untuk menggambarkan pembusukan jaringan.
Baca Juga: Sering Muncul Tanpa Disadari, Begini Cara Deteksi Dini Diabetes
Kondisi ini, biasanya merupakan hasil dari sebuah luka atau infeksi yang terjadi di kulit dan jaringan lunak.
Gangren secara umum mempengaruhi jari kaki, jari tangan, dan anggota tubuh yang lain. Ini juga dapat berdampak pada otot atau organ, namun jarang terjadi.
Perubahan warna kulit, mati rasa, dan pembentukan cairan atau nanah pada luka, menjadi tanda umum dari gangren.
Baca Juga: Cara Mudah Cegah Luka Menjadi Borok Pada Penyandang Diabetes
Dilansir dari Hopkins Medicine, Selasa (09/11/2021), penyandang diabetes, menjadi salah satu yang berisiko mengalami gangrene.
Kadar gula darah yang tinggi, dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada saraf, yang bisa membuat seseorang mati rasa. Ini memperbesar kemungkinan untuk terluka dan tidak menyadarinya.
Baca Juga: Komplikasi Cardiovascular Disease (CVD) Pada Penyandang Diabetes, Ini Gejalanya
Selain itu, gula darah yang tidak terkontrol juga berdampak pada pembuluh darah dan membatasi aliran darah ke kaki.
Ini dapat berakibat pada kurangnya sirkulasi darah, sehingga hanya sedikit sel penangkal infeksi yang bekerja.
Terdapat dua jenis gangrene yang perlu diketahui, yakni gangren basah dan gangren kering. Keduanya dapat terjadi karena penyebab yang berbeda.
Penyandang diabetes bisa mengalami gangren basah, setelah mereka terluka ringan di kaki dan terjadi infeksi.
Baca Juga: Penyandang Diabetes, Perlunya Menjaga Kadar Gula Darah Dalam Kisaran Target
Ini ditandai dengan pembengkakan dan daerah yang terluka mengalami perubahan warna, serta menunjukkan tanda-tanda pembusukan seperti jaringan mengelupas, nanah, dan keluar cairan.
Gejala yang sering terjadi adaalah demam dan tanda sepsis lainnya, seperti pusing yang dipengaruhi oleh tekanan darah rendah.
Gangren basah sering kali juga mengeluarkan bau busuk, karena terdapat senyawa seperti kadaverin dan putresin, yang diproduksi sebagai agen infeksi yang menghancurkan jaringan.
Jika terjadi gangren basah, penyandang diabetes harus segera mendapatkan penanganan medis.
Perwaatan biasanya dilakukan di rumah sakit dan tindakan operasi dibutuhkan untuk mengangkat jaringan yang sudah mati.
Dalam beberapa kondisi, debridement bukan merupakan terapi yang memadai, sehingga amputasi mungkin perlu dilakukan.
Baca Juga: Rutin Mengontrol Gula Darah, Mempercepat Penyembuhan Luka Diabetes