Find Us On Social Media :

Dalam Hitungan Jam Pasien Covid-19 Sembuh dengan Obat Amoksisilin, Antibiotik Banyak Digunakan Salah Kaprah

amoksilin alias amoxicillin sembuhkan pasien Covid-19 dalam hitungan jam adalah fake.

GridHEALTH.id  Dalam sebuah unggahan di internet, disebutkan amoksisilian alias amoxicillin, dapat sembuhkan pasien Covid-19 dalam hitungan jam.

Bagi yang mengetahuinya, tentu tahu amoksisilin adalah obat antibiotik.

Artinya diciptakan untuk membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia.

Baca Juga: Penyandang Diabetes Tipe 1 dan 2 Rentan Alami Gangrene Kering, Ini Cirinya

Sedangkan infeksi Covid-19 disebabkan oleh virus. Jadi salah kaprah sekali jika antibiotik amoksisilian digunakan untuk mengonati pasien Covid-19.

Pun tidak bisa dipercaya jika dalam hitungan jam pasien Covid-19 bisa sembuh dengan mengonsumsi antibiotik amoksisilin.

Harus diingat, penggunaan antibiotik berapapun dosisnya tidak bisa serampangan, harus berdasarkan alasan medis, dan peresepan yang diberikan dokter yang telah memeriksa pasien.

Antibiotik amoksisilian adalah obat keras yang tidak bisa dijual bebas tanpa resep dokter.

Mengenai unggahan dalam hitungan jam pasien Covid-19 sembuh dengan amoksisilian, seorang dokter yang aktif berosisal media memberikan peringatan juga informasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut.

Baca Juga: 6 Khasiat Daun Sirsak Untuk Kesehatan, Tapi Ingat Perhatikan Cara Mengonsumsinya

Menurutnya, jika ada masyarakat yang menerima, membaca informasi mengenai amoksisilin bisa sembuhkan Covid-19, informasi tersebut sangatlah tidak tepat.

Menurut dokter dengan akun @dr.fajriaddai, dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya (8/11/2021) beliau menyebutkan, "Tidak ada bukti ilmiah antibiotik amoksisilin dapat menyembuhkan COVID-19. Antibiotik digunakan seusai dengan indikasi, dosis, dan harus dalam pengawasan dokter. Jika tidak, dapat menyebabkan resistensi antibiotic yang dapat mengancam nyawa umat manusia," jelas pemilik nama lengkap dr. Muhamad Fajri Adda'i yang praktek di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Selain itu dalam unggahannya dr. Fajri pun menyampaikan;

* Secara umum, *antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri bukan infeksi virus.

Baca Juga: Syarat Anak Bisa Divaksin Covid-19, Pastikan Sudah Punya NIK, Ini Cara Mengurusnya

Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan pemberian antibiotik amoksisilin dapat membunuh virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, mempercepat penyembuhan, mengurangi angka kesakitan serta mengurangi angka kematian terkait COVID-19.

* Walaupun begitu, sama seperti jenis antibiotik lainnya, antibiotik amoksisilin dapat diberikan kepada pasien COVID-19 sesuai pemeriksaan, indikasi, peresepan, dan pengawasan dokter jika didapatkan infeksi bakterial sekunder atau koinfeksi bakteri yang dapat mencapai sekitar 20-25% pada pasien COVID-19.

Kalaupun ada infeksi sekunder ini, proses kerja antibiotik dalam membunuh bakteri memakan waktu 5-14 hari dan bukan dalam hitungan beberapa jam pasien dapat langsung sembuh.

Baca Juga: Tangan Kesemutan dan Kram Setelah Bangun Tidur Jadi Tanda Kolesterol Tinggi, Lakukan Ini Untuk Mengatasinya

* Pemberian dan penggunanan antibiotik tidak boleh sembarangan dilakukan oleh masyarakat umum tanpa pengawasan dokter karena dapat menyebabkan bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotik jika digunakan tidak sesuai dengan pedoman ilmiah yang berlaku.

Menurut penelitian, diperkirakan pada tahun 2050 akan ada 700 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena resistensi antibiotik.

Masalah resistensi pada antibiotik dapat menyebabkan kematian 10 juta orang setiap tahunnya.

Untuk diketahui, dilansir dari HelloSehat, dr. Muhammad Fajri Adda'i menempuh pendidikan dokter umum di Universitas Gajah Mada pada tahun 2009 sampai 2015.

Dari tahun 2020 hingga sekarang, dr. Fajri aktif menjadi dokter relawan dan tim penganganan COVID-19.

Baca Juga: Tes dan Diagnosis Untuk Infeksi Herpes Genital atau Herpes Simpleks

Beliau aktif menjadi pembicara di berbagai platform mengenai penanganan COVID 19 di Indonesia.

Saat ini beliau juga berpraktik di salah satu puskesmas Jakarta Selatan.

banyak penghargaan yang pernah diraih oleh dr. Fajri, diantaranya; Nilai terbaik se-Nasional Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter tahun 2015.

Mendapatkan beberapa penghargaan Young Investigator Award dan 'Best Presentation Award' baik presentasi poster maupun oral dalam banyak konferensi ilmiah tingkat nasional dan internasional.(*)

Baca Juga: Update Vaksin Merah Putih, Sudah Masuk Uji Klinik Tahap 1, Bisa Untuk Booster dan Anak 5-12 Tahun