Find Us On Social Media :

Uji Coba Vaksin Pfizer & Moderna pada Anak-anak, 1 Kematian per 1.000 yang Divaksinasi, Tweet yang Hebohkan Amerika

Cuitan vaksin yang meresahkan banyak warga Amerika.

 

GridHEALTH.id - Isu vaksin sangat sensitif, karena setiap kali ada informasi mengenai vaksin yang tidak umum, langsung mendapat perhatikan khusus masyarakat.

Hal ini pun terjadi di jagat twitter, khususnya di Amerika Serikat.

Pada 2 Oktober 2021 lalu, akun @AdrianNormanDC mencuit hal yang umum bagi masyarakat saat ini di masa pandemi Covid-19.

Lebih sensitif lagi akun tersebut membawa nama CDC dan katanya data dari CDC tentang vaksin Covid-19 Anak.

Karuan saja, akun tersebut mendapat banyak komentar.

Dari sekian banyak komentar, warganet banyak yang menanyakan data dan sumber cuitan @AdrianNormanDC.

Di akun twitternya dirinya mengatakan "CDC numbers reported that among children 5-17 who had COVID-19, there was 1 death per 174,803 cases.

"Pfizer & Moderna trials w/ children showed 1 death per 1,000 vaccinated.

"So, California is actually mandating a vaccine w/ a mortality rate 174x higher than the virus."

Baca Juga: Dalam Hitungan Jam Pasien Covid-19 Sembuh dengan Obat Amoksisilin, Antibiotik Banyak Digunakan Salah Kaprah

Diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebih;

"Angka CDC melaporkan bahwa di antara anak-anak 5-17 yang memiliki COVID-19, ada 1 kematian per 174.803 kasus.

"Uji coba Pfizer & Moderna dengan anak-anak menunjukkan 1 kematian per 1.000 yang divaksinasi.

Jadi, California sebenarnya mengamanatkan vaksin dengan tingkat kematian 174x lebih tinggi daripada virusnya."

Baca Juga: Healthy Move, Memilih Matras Yoga Agar Nyaman Lakukan Olahraga Ini

Unggahan tersebut pun langsung mendapat respon sebuah media berita.

Dalam artikelnya, politifact.com (7/10/2021) menyebutkan fakta-fakta sebenarnya mengenai unggahan yang meresahkan masyarakat Amerika tersebut.

Disebutkan, ternyata CDC belum melaporkan tingkat kematian anak-anak yang telah menerima vaksin COVID-19 lebih tinggi daripada tingkat kematian anak-anak yang terinfeksi virus.

Bahkan, badan tersebut juga mengatakan tidak ada bukti yang jelas bahwa salah satu dari tiga vaksin COVID-19 yang digunakan di Amerika Serikat telah menyebabkan kematian.

Memang pada Juli 2021, CDC melaporkan ada 14 kematian di antara 8,9 juta orang berusia 12 hingga 17 tahun yang menerima vaksinasi Pfizer. Tak satu pun dari kematian ditentukan terkait dengan vaksin, kata Dr. Sonja Rasmussen, profesor pediatri dan epidemiologi di University of Florida.

Baca Juga: Kenali Gejala Diplopia, Gangguan Penglihatan yang Dialami Marc Marquez

Jadi tidak ada bukti yang jelas bahwa vaksin telah menyebabkan kematian.

Medi atersebut pun membuat kesimpulan prihal cuitan di atas, yaitu; tidak ada data untuk mendukung klaim ini.

CDC belum melaporkan data untuk anak-anak yang menunjukkan tingkat kematian yang lebih tinggi dari vaksin COVID-19 daripada dari COVID-19.

Dan tidak ada bukti jelas bahwa vaksin COVID-19 telah menyebabkan kematian di AS, menurut CDC.

"Kami menilai postingan tersebut Pants on Fire!" papar penulis,  Tom Kertscher yang menulis berita tersebut.

Dilain pihak, dr. Muhamad Fajri Adda'i yang praktek di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), di akun instagram pribadinya, @dr.fajriaddai (9/11/2021), juga menanggapi cuitan tersebut.

Baca Juga: Saking Takutnya pada Pandemi Covid-19, Titiek Puspa Baru Keluar Rumah 5 Kali, Ini Kisahnya

Menurutnya, informasi tersebut adalah hoaks alias Fake dan tidaklah benar, Sebab; 1. Vaksin COVID-19 terbukti efektif mengurangi risiko sakit berat dan kematian akibat COVID-19 dibandingkan dengan anak yang tidak disuntik vaksin jika terinfeksi COVID-19 baik pada penelitian uji klinis maupun di dunia nyata. 2. Risiko kematian dan rawat inap pada anak yang berkaitan dengan infeksi COVID-19 jauh lebih tinggi pada populasi anak yang tidak mendapatkan vaksin, dibandingkan dengan anak yang mendapatkan vaksin COVID-19.

Risiko rawat inap akibat COVID-19 pada anak yang belum divaksin 10x lebih besar dibandingkan telah divaksin.

Baca Juga: 6 Khasiat Daun Sirsak Untuk Kesehatan, Tapi Ingat Perhatikan Cara Mengonsumsinya

Oleh karena itu jelas manfaat vaksin menurunkan risiko kematian yang berkaitan dengan COVID-19.3. Terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada populasi anak di berbagai negara termasuk Eropa dan Amerika dibandingkan dengan populasi dewasa dan lansia.

Hal ini disebabkan karena tingkat cakupan vaksinasi pada anak tidak setinggi (lebih rendah) daripada populasi dewasa dan lansia.

Oleh karena itu, Kita harus mendukung upaya vaksinasi Covid-19 pada anak, karena vaksin telah terbukti manfaatnya.4. Vaksin yang telah mendapatkan izin BPOM dan digunakan secara luas telah terbukti keamanan dan khasiatnya.

Baca Juga: Tangan Kesemutan dan Kram Setelah Bangun Tidur Jadi Tanda Kolesterol Tinggi, Lakukan Ini Untuk Mengatasinya

Tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksin justru dapat meningkat risiko kematian.dr. Muhamad Fajri Adda'i pun menyimpulkan, vaksin COVID-19 telah terbukti bermanfaat dan aman pada untuk anak.

Risiko kematian yang berkaitan dengan COVID-19 jauh lebih tinggi pada anak yang tidak divaksin dibandingkan dengan anak yang telah divaksin.

Cakupan vaksinasi pada anak harus terus diperluas dan dipercepat!(*)Baca Juga: Obat Diabetes Metformin Bisa Mencegah Diabetes Gestasional, Studi