GridHEALTH.id - Kanker serviks merupakan kondisi di mana sel yang berada di leher rahim tumbuh tidak terkendali.
Human papillomavirus atau HPV menjadi penyebab utama kanker serviks. Virus tersebut dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Tidak semua jenis HPV menyebabkan kanker serviks, namun Human papillomavirus subtipe 16 dan 18 berpotensi mempengaruhi pertumbuhan sel di leher rahim.
Baca Juga: Tak Hanya Suntik Vaksin, Cegah Kanker Serviks dengan 2 Metode Ini
Saat seorang perempuan pertama kali terpapar oleh virus Human papilloma, mereka tidak akan langsung menunjukkan gejalanya.
Gejala awal kanker serviks bahkan bisa muncul bertahun-tahun sejak pertama kali virus masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.
Situasi ini, membuat kanker serviks terlambat terdeteksi. Padahal, jika diketahui pada stadium awal, kanker serviks memiliki potensi tinggi untuk sembuh.
Baca Juga: Pra-Kanker Serviks Bisa Disembuhkan, Deteksi Dini dengan Papsmear
Melansir laman Indonesia Cancer Community, kanker serviks disebut sebagai jenis kanker dengan kasus kedua terbanyak di Indonesia setelah kanker payudara.
Dalam sesi liputan khusus GridHEALTH, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, Dr dr Chamim, Sp. OG (K) Onk dari Brawijaya Healthcare Group menjelaskan mengenai konsekuensi yang bisa terjadi jika kanker serviks tidak ditangani.
Dia menyebutkan, salah satu dampak dari kanker serviks yang tidak ditangani adalah kondisinya menjadi lebih parah atau stadium lanjut.
“Menderita lah sudah pasti, kanker serviks tidak ditangani stadium 1 menjadi stadium 2, stadium 2 menjadi stadium 3, stadium 3 menjadi stadium 4,” kata dokter Chamim, Kamis (04/11/2021).
Selain stadium lanjut, penanganan yang telat juga dapat mengganggu kondisi kesehatan penyandang kanker serviks.
Baca Juga: Setelah 30 Tahun Minum Air Dari Toilet, Rumah Sakit di Jepang Baru Menyadarinya
“(Pada stadium 1) berdarah-darah sehingga tidak bisa berhubungan seksual karena selalu pendarahan. Kanker serviks juga menyebabkan keputihan yang sangat berbau,” ujar dokter Chamim.
Pada stadium lanjut, penyandang kanker serviks rentan terkena penyakit lain dan pendarahan yang terjadi dapat mengganggu aktivitasnya.
“Stadium 2 semakin berdarah, mungkin aktivitas menurun. Orang produktivitasnya menurun, karena sering pendarahan jadi anemia. Ya, akibatnya penyakit lain numpang, karena daya tahan menurun,” jelasnya.
Baca Juga: Jangan Diremehkan, 5 Luka Ini Bisa Jadi Tanda Gula Darah Tinggi
Anemia yang terjadi, membuat perempuan yang mengalami kanker serviks akan jadi lebih sering masuk rumah sakit dan mengalami nyeri pada saraf.
“Nah kalau stadium 3, bisa juga gagal ginjal, ginjalnya rusak. Cuci darah supaya tidak keracunan, kalau sudah keracunan karena gagal ginjal ya muntah-muntah terus,” jelas dokter Chamim.
Hal yang paling fatal dari kanker serviks yang dibiarkan dan tidak ditangani adalah membuat penyandang kehilangan nyawanya.
Baca Juga: Dibalik Kelezatan dan Kesegaran Es Teh Tersimpan Efek Mengerikan yang Tak Disadari Penikmatnya