Find Us On Social Media :

Fakta Daya Tahan Tubuh Menurun di Musim Hujan, Risiko Infeksi Covid-19 Meningkat

Musim hujam telah tiba, waspada penurunan imunitas tubu, dan risiko meningkatntya infeksi Covid-19.

GridHEALTH.id - November, Desember, 2021 Indonesia sebagai negara dua musim telah memasuki musim hujan.

Selain ada risiko banjir dan demam berdarah, musim hujan pun membuat risiko infeksi Covid-19 naik.

Kenapa? Karena saat musim hujan ada risiko daya tahan tubuh manusia menurun.

Baca Juga: Kabar Bahagia Jelang Tahun Baru, Varian Delta 2 Kali Lebih Menular Tapi Segera Lenyap

Hal itu pun dibenarkan oleh Spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.

Menurutnya musim penghujan atau pancaroba seperti sekarang ini, membuat daya tahan tubuh menurun.

“Terjadinya infeksi ada tiga hal, pertama daya tahan tubuh turun, kemudian jumlah virus, yang ketiga lingkungan. Nah, sekarang kita bicara yang pertama, daya tahan tubuh turun,” ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Selasa 3 November 2020, dikutip dari fk.ui.ac.id (5/11/2020).

Profesor Ari pun membeberkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh menurun.

“Pertama kita bicara soal konsumsi makanan yang bergizi, kemudian tidur yang kurang dan stres. Nah, tadi yang saya bilang lingkungan, sekarang ini panas tau-tau dingin (hujan). Nah, cuaca yang berubah-ubah ini akan memengaruhi daya tahan tubuh kita,” jelanya.

Baca Juga: Luhut: Indonesia Setara China dan Jepang, Level 1, Kasus Covid-19 Melandai

Hal itu terjadi dikarenakan tubuh kita tidak siap menghadapi perubahan cuaca. Karena bagaimana pun, tubuh kita memiliki thermostat.

“Jadi, kalau sewaktu-waktu panas kemudian dingin, nah ini akan memengaruhi daya tahan tubuh kita,” papar Profesor Ari.

Terlebih, bagi orang-orang yang memiliki riwayat alergi, daya tahan tubuhnya akan sangat terpengaruh saat musim ini.

“Jadi jelas, kondisi sekarang ini adalah kondisi yang tidak kondusif, kalau kita tidak siap-siap menghadapi ini,” tegasnya.

Hakl senada pun ditegaskan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD.,.

Menurutnya, melansir Suara.com (16/9/2021) memang ada beberapa penelitian yang menunjukkan kalau hujan memudahkan penyebaran virus corona.

Salah satunya penelitian Chinese Academy of Medical Sciences yang menemukan virus SARS COV-2 lebih mudah menyebar pada kadar kelembaban 75 persen.

Hasil serupa ditunjukkan dari penelitian Alan Evangelista, seorang profesor mikrobiologi dari rumah sakit St. Christopher di Philadelphia.

Baca Juga: Memang Kaya Protein, Jika Salah Mengolahnya Satu Keluarga Bisa Keracunan dan Peralatan Dapur juga Makan Bisa Terkontaminasi

"Ketika udara makin lembab dan makin banyak airnya, maka droplet yang mengandung virus akan lebih mudah menyebar," kata prof Zubairi, dikutip dari tulisannya di Twitter, Kamis (16/9/2021).

Hanya saja beberapa penelitian lain juga menunjukkan jika kadar air di udara meningkat, maka kondisi tersebut justru memperlambat penyebaran virus corona.

Jadi, jelas Prof Zubairi, memang belum jelas hubungan antara musim hujan dan penyebaran virus Covid-19.

Tapi, dilihat dari fakta yang terjadi di beberapa negara, seperti Thailand, saat musim hujan negara itu selalu menghadapi peningkatan insidensi kasus influenza, lanjut prof Zubairi.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Bisa Mengendalikan Diabetes, Indeks Glikemik Rendah

Seperti yang terjadi pada 2019, di mana 27 orang meninggal dari 390 ribu yang terinfeksi virus influenza.

Hal yang sama diperkuat oleh peranyaatn Ahli Epideomologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Ridwan Amiruddin.

Dirinya mewanti-wanti mengenai hal itu, mengingat virus Corona bisa lebih menyebar dengan cepat di cuaca lembap.

Berada di kondisi cuaca fluktuatif dengan curah hujan tinggi, menurut Ridwan, memungkinkan virus Corona akan sangat nyaman berada di negeri ini.

Baca Juga: 5 Makanan Yang Harus Dihindari Penyandang Diabetes, Gula Darah Bisa Tidak Terkontrol

Hal itu juga terjadi di berbagai negara Eropa, kasus Covid-19 semakin melambung seiring dengan masuknya musim dingin.

Kelembapan dalam waktu lama dengan ventilasi rumah yang kurang bagus, bisa mengakibatkan penularan semakin cepat, paparan semakin tinggi, sehingga kasus akan terus meningkat.

"Apalagi orang Indonesia ada kecenderungan duduk diam berkumpul. Covid-19 bisa semakin nyaman," katanya, dikutip dari Liputan6.com (12/1/2021).(*)

Baca Juga: Bukan Disuntik, Presiden Rusia Vladimir Putin Mendapat Vaksin Covid-19 Lewat Hidung