Pandemi global telah membebani sistem perawatan kesehatan dan membatasi akses ke layanan yang menyelamatkan jiwa, sementara meningkatnya kemiskinan, masalah kesehatan mental, dan pelecehan meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak dan perempuan, kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah memperburuk ketidaksetaraan yang mendorong epidemi HIV.
"Kita mungkin melihat lebih banyak anak yang terinfeksi HIV dan lebih banyak anak yang kalah melawan AIDS," kata Fore, seperti dikutip Reuters (30/11/2021)Akibat Covid-19 di awal tahun 2020, terjadi gangguan signifikan dalam layanan HIV di banyak negara. Sesuai laporan UNICEF, tes HIV pada bayi di negara-negara dengan beban tinggi menurun 50 hingga 70%. Selain itu, inisiasi pengobatan baru untuk anak di bawah usia 14 tahun turun 25 hingga 50%.Penguncian (lockdown) yang disebabkan oleh Covid-19 menyebabkan lonjakan kekerasan berbasis gender, akses terbatas ke perawatan lanjutan, dan kekurangan komoditas utama, yang semuanya juga berkontribusi pada peningkatan tingkat infeksi HIV.Selanjutnya, beberapa negara mengalami penurunan substansial dalam persalinan di fasilitas kesehatan, tes HIV ibu dan inisiasi pengobatan antiretroviral HIV.
Misalnya, cakupan ART di antara wanita hamil turun dari 71% menjadi 56% di Asia Selatan pada tahun 2020.
Baca Juga: Pengujian Genetik Membantu Penyandang Diabetes Deteksi Penyakitnya
Baca Juga: Healthy Move, 4 Tips Kembali Berolahraga Setelah Menderita Sakit Lama
Laporan tersebut memperingatkan bahwa pandemi yang sedang berlangsung dapat mengganggu layanan perawatan kesehatan dan memperlebar kesenjangan dalam tanggapan HIV global.(*)