GridHEALTH.id - Varian Omicron yang menjadi momok menakutkan warga dunia di penghujung 2021 disebut telah memasuki Indonesia sejak dua minggu lalu.
Karena hal ini, meski belum yang mengetahuinya, tapi sedikit banyak telah membuat was-was masyarakat.
Terlebih lagi dari berbagai berita PPKM level 3 serentak libur Nataru telah dibatalkan Pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Buah Kiwi 1 Dari 6 Buah yang Baiknya Dimakan dengan Kulitnya, Manfaat Gizinya Berlipat
Bagaimana tidak was-was, walau diduga sudah masuk Indonesia, orang yang terinfeksi varian Omicron hingga berita ini diturunkan belum ada yang teridentifikasi.
Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia
Sebab, seperti yang telah GridHEALTH.id berita pada artikel 'Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia Tapi Belum teridentifikasi Karena Hal Ini', lengkapnya klik di SINI, gejala yang timbul karena varian Omicron ringan.
Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia Tapi Belum teridentifikasi Karena Hal Ini
Tapi ada juga yang mengatakan jika gejala varian Omicron pada seseorang terinfeksi khas, batuknya kering dan mengalami nyeri otot.
Jadi gejala infeksi varian Omicron memang agak berbeda dengan varian COVID-19 lainnya yang sudah ada.
Menurut apa yang ditemukan dari pasien varian Omicron di Afrika Selatan yang baru terdeteksi, gejala yang dikeluhkan pada pasien kelelahan ekstrem, nyeri otot ringan, tenggorokan gatal dan batuk kering.
Hanya beberapa pasien yang mengalami demam tinggi.
Mengenai hal ini Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Angelique Coetzee, mengatakan, dilansir dari Viva.co.id (7/12/2021), dirinya telah melihat sekitar 30 pasien selama 10 hari terakhir yang dites positif COVID-19, tetapi memiliki gejala yang tidak biasa.
Baca Juga: 5 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Penyakit Tangan Kaki dan Mulut
Gejala Khas Infeksi Varian Omicron
Beberapa gejala Omicron lainnya yang telah dilaporkan, termasuk demam, berkeringat di malam hari, dan nyeri tubuh.
Berikut beberapa gejala spesifik yang dilaporkan terkait dengan varian Omicron, dilansir dari laman Express.
Baca Juga: Posisi Jerawat di Wajah Bisa Jadi Petunjuk Kondisi Kesehatan, Ketahui Penjelasannya
Infeksi COVID-19 dapat membuat penderitanya mengalami batuk kering, karena paru-parunya sudah teriritasi.
Namun sayangnya, batuk kering ini sulit diketahui, karena gejalanya dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan.
Mialgia merupakan nyeri otot yang dapat melibatkan ligamen, tendon dan fasia, serta jaringan lunak yang menghubungkan otot, tulang, dan organ.
Menurut dokter spesialis penyakit menular di Northeast Ohio Medical University, Prof. DR. dr. Richard Watkins, infeksi virus dapat menyebabkan nyeri otot sebagai produk sampingan dari pengaktifan respons imun.
Baca Juga: Bee Propolis dari Produk Lebah Bisa Menjaga Kebersihan Organ Intim
"Ini adalah hasil dari sel-sel sistem kekebalan yang melepaskan interleukin, yang merupakan protein yang membantu memerangi patogen yang menyerang," kata dia.
Varian Omicron mengandung sejumlah mutasi pada protein lonjakannya, yang berada di bagian luar virus.
Varian Omicron Tidak Lebih Berbahaya dan Menakutkan
Walau demikian, pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci menyebut, infeksi akibat varian baru virus corona B.1.1.529 atau varian Omicron tidak lebih berbahaya dari varian lain.
Baca Juga: Varian Omicron Telah Berevolusi Berbulan-bulan Tanpa Ketahuan, Ahli Virologi Mengaku Kecolongan
"Meskipun terlalu dini untuk benar-benar membuat pernyataan pasti tentang hal itu, sejauh ini sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar," kata Fauci, dikutip dari Al Jazeera."Sejauh ini, sinyalnya sedikit menggembirakan. Tapi kami benar-benar harus berhati-hati sebelum kami membuat keputusan apapun bahwa itu tidak terlalu parah, atau itu benar-benar tidak menyebabkan penyakit parah, seperti Delta."Sementara ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, melansir CNBCIndoensia (6/12/2021), walau Omicron terbukti tidak lebih berbahaya daripada Delta, itu tetap bermasalah.
Baca Juga: 6 Penyebab Tulang Pipi Sakit Saat Bicara, Salah Satunya Trigemninal Neuralgia"Bahkan jika kita memiliki sejumlah besar kasus yang ringan, beberapa dari mereka akan memerlukan rawat inap," katanya.
"Mereka harus masuk ke ICU dan beberapa orang akan meninggal... Kami tidak ingin melihat itu terjadi di atas situasi yang sudah sulit dengan Delta yang beredar secara global," tegas Maria.
Perlu juga diketahui, lLaporan dari Afrika Selatan, hingga kini tidak ada peningkatan drastis atau mengkhawatirkan terhadap tingkat rawat inap pasien Covid-19.(*)Baca Juga: Buah Kiwi 1 Dari 6 Buah yang Baiknya Dimakan dengan Kulitnya, Manfaat Gizinya Berlipat