Find Us On Social Media :

Pembekuan Darah Setelah Mendapat Vaksin Covid-19, Ini Penyebabnya

Pembekuan darah setelah mendapat vaksin Covid-19.

Prof Alan Parker, salah satu peneliti di Cardiff University, mengatakan kepada BBC News, adenovirus memiliki permukaan yang [bermuatan] sangat negatif, sedangkan trombosit faktor empat sangat positif dan keduanya menempel dengan sangat baik.

"Kami telah bisa membuktikan kaitan antara adenovirus dan trombosit faktor empat," kata Alan Parker.

"Namun kami baru tahu pemicunya, ada banyak langkah yang terjadi berikutnya."

Para peneliti menduga tahap berikutnya adalah kekebalan salah sasaran (misplaced immunity), tapi ini perlu dikonfirmasi dalam penelitian lebih lanjut.

Mereka berspekulasi bahwa sistem pertahanan tubuh mulai menyerang trombosit faktor empat setelah salah mengiranya sebagai adenovirus - benda asing - yang ditempelinya.

Jadi tubuh melepaskan antibodi ke dalam darah, yang menggumpal bersama trombosit faktor empat dan mengakibatkan pembentukan gumpalan darah yang berbahaya.

Namun, ini membutuhkan serangkaian peristiwa, yang dapat menjelaskan mengapa gumpalan darah adalah efek samping yang sangat langka.

Gumpalan ini, yang dikenal sebagai trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin, telah dikaitkan dengan 73 kematian dari hampir 50 juta dosis AstraZeneca yang diberikan di Inggris.

"Kita tidak pernah bisa memprediksi itu akan terjadi dan kemungkinannya sangat kecil, jadi kita perlu melihat gambaran yang lebih besar tentang jumlah nyawa yang diselamatkan oleh vaksin ini," kata Parker.

AstraZeneca mengatakan vaksin buatannya diperkirakan telah menyelamatkan lebih dari satu juta jiwa di seluruh dunia dan mencegah 50 juta kasus Covid.

AstraZeneca Universitas Oxford menolak berkomentar tentang penelitian ini.

Dr Will Lester, seorang konsultan hematologi di University Hospitals Birmingham NHS Trust, memuji penelitian yang "sangat rinci" dari tim Oxford-AstraZeneca, dan mengatakan itu membantu menjelaskan "kemungkinan langkah awal" dalam kasus pembekuan darah.

Dia menambahkan: "Banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, termasuk apakah beberapa orang mungkin lebih rentan daripada yang lain dan mengapa trombosis (pembekuan) paling sering terjadi di pembuluh darah otak dan hati, tetapi ini mungkin akan diketahui seiring waktu dan penelitian lebih lanjut."

Tim Cardiff berharap temuan mereka dapat digunakan untuk memperbaiki vaksin berbasis adenovirus di masa depan demi mengurangi risiko kejadian langka ini.(*)

Baca Juga: Hadapi Omicron, Singapura dan AS Minta Warga Segera Booster Vaksin, Bagaimana di Indonesia?