Sedangkan untuk faktor risiko yang bisa diubah, di antaranya wanita yang tidak memiliki anak, tidak menyusui, pengaruh terapi hormon, dan makanan tinggi lemak.
1. Tidak punya anak
“Kalau seorang wanita tidak punya anak itu, meningkatkan risiko kanker payudara. (Ini) kalau hamil saja tapi tidak pernah jadi kehamilan komplit atau melahirkan, tidak punya anak, risiko kanker payudara bisa lebih dari 1,4 kali istilahnya,” kata dokter Arief.
Sedangkan ibu-ibu yang telah melahirkan anaknya, faktor risiko kanker payudara menjadi lebih berkurang.
2. Melahirkan di atas 35 tahun
Seorang ibu yang hamil atau melahirkan ketika usianya di atas 35 tahun, juga besar risikonya untuk mengidap kanker payudara di kemudian hari.
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Payudara Agar Terhindar dari Kanker
3. Tidak menyusui
Banyak yang mengaitkan kondisi ini dengan situasi tidak punya anak.
Namun perlu diingat, bahwa jangka waktu seorang ibu menyusui pun relatif, ada yang hanya 3 bulan atau 6 bulan, ada pula yang hingga usia anak 2 tahun.
“Secara umum, tidak menyusui meningkatkan kanker payudara. Tapi tidak lebih tinggi dibandingkan yang tidak punya anak,” jelasnya.
4. Terapi hormon
Terapi sulih hormon yang biasa dilakukan oleh sejumlah wanita yang sudah menopause, melakukan terapi untuk mengurangi dampak dari menopause. Namun ini berisiko mengalami kanker payudara di kemudian hari.
5. Konsumsi makanan tinggi lemak
Faktor risiko kanker payudara yang bisa diubah adalah mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Jenis makanan tersebut seperti makanan kemasan atau makanan kaleng.
“Yang lebih bagus (makanan yang) dibuat masak secara langsung, lalu disajikan. Kalau makanan yang pabrikan, kemasan, dari data itu meningkatkan risiko kanker. Tinggi lemak, data juga menunjukkan meningkatnya (risiko) kanker payudara,” pungkas dokter Arief.