GridHEALTH.id - Santgat terasa pandemi Covid-19 sudah berjalan dua tahuan lamanya melanda dunia.
Bagaimana tidak terasa, selain kebebasan mobilitas dan berkumpul terrenggut karena Pandemi Covid-19, perekonomian pun ikut merosot.
Malah disebutkan WHO kini masyarakat dunia tengah dilanda krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an.
Baca Juga: 7 Masalah Kaki Berisiko Dialami Penyandang Diabetes, Akibat Gula Darah Tinggi
Untuk bisa bangkit kembali, untuk Indonesia, menurut pakar tidak sebentar. Butuh waktu tiga tahun lebih.
Karenanya, World Health Organization (WHO) dan Bank Dunia (World Bank) menyatakan, lebih dari setengah miliar orang atau 500 juta warga terdorong ke jurang kemiskinan ekstrem secara global.
Hal ini karena mereka membayar sendiri layanan kesehatan selama pandemi Covid-19.
Jadi tidak heran, pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan secara global dan memicu krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an.
Orang-orang kini semakin sulit untuk membayar perawatan kesehatan.
Desakan WHO Kepada Pemimpin Dunia
Baca Juga: Hati-hati, Penyandang Diabetes Berisiko Alami Kecelakaan Saat Mengemudi, Ini Penyebabnya
"Semua pemerintah harus segera melanjutkan dan mempercepat upaya untuk memastikan setiap warganya dapat mengakses layanan kesehatan tanpa takut akan konsekuensi finansial," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Kompas.com (13/12/2021), yang mengutip Channel News Asia, Senin (13/12/2021).
Karenanya Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak pemerintah dunia untuk meningkatkan fokus pada sistem perawatan kesehatan.
Sistem kesehatan ini pun harus universal. Artinya, setiap orang di dunia berhak mendapat akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa kesulitan keuangan.
Sedangkan menurut Direktur Global untuk Kesehatan, Nutrisi, dan Populasi Bank Dunia, Juan Pablo Uribe, pemerintah dunia diminta meningkatkan anggaran kesehatan, utamanya selama pandemi masih ada.
Baca Juga: Gejala Scabies, Penyakit Infeksi yang Umum Terjadi di Daerah Tropis
“Dalam ruang fiskal yang terbatas, pemerintah harus membuat pilihan sulit untuk melindungi dan meningkatkan anggaran kesehatan,” kata Juan Pablo Uribe.
Sebagai informasi, pandemi memperburuk keadaan layanan kesehatan yang mampu diakses. Tercatat, cakupan imunisasi turun untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.
Di samping itu, kematian akibat tuberkulosis dan malaria meningkat selama pandemi Covid-19.
Kapan Bisa Bangkit Dari Krisis
Mengenai krisis erkonomi akibat pandemi Covid-19, Guru Besar Fakultas Ekononi dan Bisnis Unpad Prof Arief Anshory Yusuf pada Sarasehan Pemulihan Ekonomi Pasca-Covid-19 bertajuk Membangun Ekonomi yang Adaptif dan Resiliens yang digelar secara virtual Sabtu (11/12/2021) yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte, mengatakan pandemi telah menimbulkan persoalan karena menambah ketimpangan antara kaum kaya dan kaum miskin.
Di masa pemulihan, golongan kaya mampu pulih lebih cepat dibanding kaum miskin sehingga menjadikan persoalan baru yang harus dihadapi.
Baca Juga: Bruselosis Penyakit Infeksi Akibat Bakteri, Begini Cara Mencegahnya
"Kunci pemulihan ini adalah bagaimana cara recovery yang tepat. Bagaimana kita bisa kembali ke level PDB sebelum pabdemi. Bukan pada persentasenya,” jelasnya, dikytip dari wartaekonomi.co.id (12/12/2021).
Menurutnya, berdasarkan kajian yang dilakukannya, setidaknya perlu waktu 3,5 tahun untuk kembali ke level tingkat PDB yang sama seperti sebelum krisis.
Namun demikian dia tidak menyangkal jika banyak kajian yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diberikan pemerintah selama pandemi efektif menstimulus ekonomi.
"Yang dikatakan pemulihan itu, jika beberapa orang yang kehilangan pekerjaannya mendapat pekerjaannya kembali dan membuka lapangan pekerjaan untuk mereka yang belum mendaparkannya," paparnya.
Baca Juga: Kapan Dunia Memutuskan Pandemi Covid-19 Berakhir? Ini Prediksinya
2 Indikator Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19
Sedangkan menurut Ketua Umum IKA Unpad Irawati Hermawan, pemulihan ekonomi bisa difokuskan pada dua indikator.
Pertama, pada sektor UMKM dan ekonomi kreatif. Sektor ini di masa pandemi memiliki kekuatan yang luar biasa dan bisa mewarnai kegiatan ekonomi.
"UMKM lahir dalam jumlah yang besar di Indonesia. Di harapkan ada dukungan pemerintah untuk UMKM, terlebih dalam hal pendanaaan serta literasi digital. Dengan begitu, UMKM dan ekonomi kreatif bisa menjadi kekuatan untuk mengangkat perekonomian kita," jelasnya.
Baca Juga: Berapa Kali Perempuan Bisa Melahirkan Dengan Cara Sesar, Boleh Hingga 4 Kali?
Kedua, mendorong BUMN menjadi pimpinan untuk go global sehingga mampu memberikan kekuatan secara sepenuhnya untuk semua kegiatan ekonomi di Indonesia.
Tak kalah pentingnya penyelamatan sektor swasta karena sektor ini tedampak cukup parah bahkan bisnisnya tidak sedikit yang terjun bebas.
"Cara lainnya adalah mengembangkan industri halal di Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar ini harus menjadi perhatian utama," tegas Ira.(*)
Baca Juga: Ini Skincare yang Boleh dan Harus Dihindari saat Berjerawat, Jangan Sampai Salah