Kulit yang sedikit lebih keras pada epitel permukaan kelenjar penis berfungsi seperti kondom alami, mencegah PMS seperti HIV, gonore dan sifilis.
Baca Juga: Serangan Stroke Bisa Diprediksi 30 Hari Sebelumnya, Gangguan Kesehatan Ini Jadi Pertanda
Baca Juga: Wimar Witoelar Meninggal Dunia Akibat Penyakit Infeksi Sepsis, Perhatikan Gejalanya!
Meskipun proses tersebut mencegah sebagian besar PMS, sunat saja tidak akan berfungsi sebagai metode kontrasepsi yang efektif.
Disunat atau tidak, pria harus menggunakan tindakan pencegahan seperti kondom untuk mencegah HIV dan infeksi menular seksual lainnya. (*)
Referensi:
- Szabo, R., & Short, R. V. (2000). How does male circumcision protect against HIV infection? BMJ : British Medical Journal, 320(7249), 1592 1594.- Sawires, S. R., Dworkin, S. L., Fiamma, A., Peacock, D., Szekeres, G., & Coates, T. J. (2007). Male circumcision and HIV/AIDS: challenges and opportunities. Lancet, 369(9562), 708 713. http://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)60323-7- Tobian, A. A. R., & Gray, R. H. (2011). The Medical Benefits of Male Circumcision. JAMA : The Journal of the American Medical Association, 306(13), 1479 1480. http://doi.org/10.1001/jama.2011.1431- De Vincenzi, I., & Mertens, T. (1994). Male circumcision: a role in HIV prevention?. Aids, 8(2), 153.- Halperin, D. T., & Bailey, R. C. (1999). Male circumcision and HIV infection: 10 years and counting. The Lancet, 354(9192), 1813-1815.- Quinn, T. C., Wawer, M. J., Sewankambo, N., Serwadda, D., Li, C., Wabwire-Mangen, F., ... & Gray, R. H. (2000). Viral load and heterosexual transmission of human immunodeficiency virus type 1. New England journal of medicine, 342(13), 921-929.