Find Us On Social Media :

Komorbid dan Efeknya Bagi Pasien Covid-19, Kaleidoskop Kesehatan 2021

Komorbid jadi salah satu istilah kedokteran yang paling banyak diperbincangkan selama pandemi Covid-19.

GridHEALTH.id - Semenjak pandemi Covid-19 istilah komorbid sering sekali diperbincangkan masyarakat.

Bahkan sepanjang tahun ini, 2021, informasi prihal komorbid salah satu terbanyak yang dicari di google oleh masyarakat.

Karenanya informasi komorbid layak menjadi Kaleidoskop Kesehatan 2021.

Apa itu komorbid?

Menurut penjelasan di laman Britannica, bahwa komorbid merupakan istilah kedokteran yang dipakai untuk menggambarkan adanya penyakit penyerta selain penyakit utama yang sedang diderita seseorang.

Komorbid rentan membuat kondisi kesehatan pasien ketika terkena suatu penyakit lain menjadi lebih rawan, dan membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih kompleks.

Komorbid umumnya terkait dengan penyakit kronis, seperti Covid-19 salah satunya.

Lantas, apa efek komorbid bagi pasien Covid-19?

Baca Juga: Pasien Covid-19 dengan Komorbid Terttinggi adalah Hipertensi, Kaleidoskop Kesehatan 2021

Melansir laman health.com, pada Juni 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan di SN Comprehensive Clinical Medicine menyelidiki keyakinan bahwa Covid-19 pada seseorang dengan komorbiditas yang mendasarinya "memiliki perkembangan yang semakin cepat dan parah dan sering kali menyebabkan kematian."

Para peneliti melihat semua data yang tersedia dan menemukan bahwa memiliki komorbid juga meningkatkan kemungkinan infeksi Covid-19.

Mereka juga menyimpulkan bahwa pasien dengan riwayat komorbid seperti hipertensi, obesitas, penyakit paru-paru kronis, diabetes, atau penyakit kardiovaskular memiliki prognosis terburuk dan paling sering berakhir dengan hasil yang fatal, seperti cedera paru yang mengancam jiwa ARDS (sindrom gangguan pernapasan akut) dan radang paru-paru.

Komorbiditas adalah masalah kesehatan yang serius, kata Dr. Jooby Babu, MD, ahli paru dan spesialis perawatan kritis di Rumah Sakit Providence St. Joseph di California Selatan.

Baca Juga: Wanita Perlu Tahu, Ini Gejala Endometriosis Selain Nyeri Haid

Ini dikarenakan adanya dua atau lebih kondisi meningkatkan kemungkinan rawat inap dan risiko kematian dan mempengaruhi kualitas hidup.

Ketika seseorang memiliki kondisi komorbiditas, mereka mungkin memiliki sistem kekebalan yang terganggu atau membutuhkan perawatan tambahan.

Selain itu, mereka mungkin sudah mengalami komplikasi dari kondisi mendasar yang meningkatkan tekanan pada tubuh mereka.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Annals of Family Medicine, "Komorbiditas dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih buruk, manajemen klinis yang lebih kompleks, dan peningkatan biaya perawatan kesehatan."

Baca Juga: Sebabkan Nyeri Tak Tertahankan Saat Haid, Apa Penyebab Endometriosis?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan daftar kondisi komorbiditas pada pasien Covid-19, yang meliputi kanker, penyakit ginjal kronis, penyakit jantung, sindrom Down, obesitas, kehamilan, dan diabetes mellitus tipe 2.

Karena Covid-19 adalah penyakit baru, tidak banyak data tentang bagaimana kondisi bawah lainnya memengaruhi tingkat keparahan Covid-19.

Tetapi CDC mengatakan mungkin ada peningkatan risiko penyakit parah dari Covid-19 jika pasien juga memiliki asma sedang hingga berat, cystic fibrosis, hipertensi (tekanan darah tinggi), demensia, dan diabetes mellitus tipe 1, di antara kondisi lainnya.

Baca Juga: Pasien Covid-19 dengan Komorbid Terttinggi adalah Hipertensi, Kaleidoskop Kesehatan 2021

Itulah dampak komorbid bagi pasien Covid-19. 

Penanganan komorbid biasanya dilakukan simultan atau berbarengan dengan perawatan dengan penyakit utama.

Karena komorbid melibatkan beberapa penyakit sekaligus, biasanya penderita dirawat atau penanganan medisnya melibatkan beberapa dokter.(*)

Baca Juga: Sayarat Bisa Mendapatkan Suntikan Vaksin Covid-19 Sputnik-V dari Rusia