Find Us On Social Media :

WHO; Omicron Tidak Timbulkan Penyakit Parah, Jokowi; Tidak Ada Dispensasi Karantina

Varian Omicron tidak menimpulan keparahan, tapi jangan dianggap enteng. Ini gejala khasnya.

GridHEALTH.id - Bagi pelaku perjalanan luar negeri, Jokowi sudah tegaskan tidak ada lagi dispensasi karantina.

Hal ini ditegaskan menyusul semakin bertambahnya kasus varian Omicron di Indonesia. Diketahui sudah ada 254 kasus Omicron yang terindentifikasi di Indonesia.

Presiden juga memerintahkan untuk memperketat pintu masuk kedatangan dan karantina.

Selain itu untuk antisipasi, pemerintah menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di pusat dan daerah, untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus.

Meski demikian, menurut Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Covid-19 varian Omicron tidak hasilkan penyakit yang lebih parah dibanding Delta.

Namun menurutnya varian Omicron tidak boleh dikategorikan sebagai "ringan".

Mungkin karena hal itulah, Jokowi tegas terhadap kebijakan pengendalikan varian Omicron di Indonesia. Tak terkecuali prihal vaksinasi dan booster vaksin Covid-19.

Berbicara pada konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss, Kamis (6/1/2022), Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengulangi seruannya untuk kesetaraan yang lebih besar secara global dalam distribusi dan akses ke vaksin Covid-19.

Berdasarkan tingkat peluncuran vaksin saat ini, 109 negara tidak akan mencapai target WHO agar 70 persen populasi dunia mendapat suntikan vaksin Covid-19 pada Juli 2022, tambah Tedros, di mana target tersebut dianggap penting untuk membantu mengakhiri fase akut pandemi.

Baca Juga: Gejala Dini Terkena Diabetes yang Sering Tidak Disadari, ini Tandanya

Varian lain, berlabel IHU dan pertama kali didaftarkan pada September 2021, termasuk di antara yang dipantau oleh WHO tetapi tidak beredar luas, kata pemimpin teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove, seperti dilansir Straits Times, Jumat (7/1/2022).

Ada dua kategori lain yang lebih penting yang digunakan WHO untuk melacak varian, yaitu "varian yang menjadi perhatian", yang mencakup Delta dan Omicron, dan "varian yang diminati".