GridHEALTH.id - Pakar kesehatan global meragukan laporan adanya mutasi Covid-19 baru yang merupakan kombinasi dari varian delta dan omicron, yang kemudian dinamai "deltacron."
Disebutkan varian itu kemungkinan besar adalah hasil dari kesalahan pemrosesan laboratorium, CNBC melaporkan pada Senin (10/01/2022).
Dilaporkan akhir pekan lalu bahwa peneliti di Siprus menemukan varian baru virus corona.
Bloomberg News memberitakan pada Sabtu (08/01/2022), Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, menyebut varian temuannya sebagai "deltacron," karena ciri khas genetik yang dimilikinya seperti omicron dalam genom delta.
Kostrikis dan timnya mengatakan telah menemukan 25 kasus mutasi. Tetapi menambahkan bahwa pada saat itu masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ada lebih banyak kasus dari varian baru itu atau apa dampaknya.
Bloomberg melaporkan bahwa temuan itu telah dikirim ke Gisaid, database internasional yang melacak perubahan virus, pada 7 Januari 2022.
Beberapa ahli kemudian meragukan temuan tersebut. Salah satu pejabat Organisasi Kesehatan Dunia men-tweet pada hari Minggu(09/01/2022) bahwa deltacron, yang trending di platform media sosial pada akhir pekan, tidak lah nyata.
Pakar Covid-19 WHO Dr. Krutika Kuppali mengatakan di Twitter, dalam kasus ini, kemungkinan ada kontaminasi laboratorium dari fragmen Omicron dalam spesimen Delta.
Dalam tweet lain, ia menulis, "Jangan gabungkan nama penyakit menular seperti penamaan pasangan selebriti."
Baca Juga: T&J: Bagaimana Cara Membedakan Pilek,Flu, dan Covid-19? Ini Jawabannya
Baca Juga: Healthy Move, Latihan 7 Menit Setiap Hari Untuk Tubuh Langsing
Ilmuwan lain telah sepakat bahwa temuan itu bisa jadi merupakan hasil dari kesalahan laboratorium.