Find Us On Social Media :

Luhut; Seperti Ini Kondisi Indonesia Hadapi Omicron, Puncaknya Diprediksi Awal Februari 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

GridHEALTH.id - Hari ini program penyuntikan dosis ke 3 alias vaksin booster Covid-19 telah dimulai.

Vaksin booster Covid-19 ini akan digratiskan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Hal tersebut merupakan salah satu bukti kesiapan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19, khususnya gelombang varian Omicron.

Asal tahu saja, hingga Selasa (11/1/2022), kasus aktif Covid-19 varian Omicron di Indonesia telah mencapai 802.

Sebagian besar disumbangkan oleh pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN).

Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN.

Kondisi saat ini pun varian Omicron telah menjangkiti 150 negara, dan menimbulkan gelombang baru pandemi Covid-19 di dunia.

Karenanya pemerintah sejak beberap ahari lalu mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

Kendati demkian masyarakat tetap jangan panik, Indonesia saat ini jauh lebih siap menghadapi potensi gelombang varian Omicron.

Baca Juga: Healthy Move, Panduan 5 Latihan Otot Dada Agar Tegap dan Kuat

Kondisi Indonesia Saat ini Berbeda

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, kondisi Indonesia saat ini tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi dibandingkan bulan Juli 2021 lalu.

Selain itu Kapasitas pengujian (testing) serta penelusuran (tracing) juga mulai meningkat.

Bahkan menurut Luhut, "Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck) yang didatangkan oleh Kemenkes, tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat jauh lebih bagus saat ini. Dengan berbagai kesiapan tersebut dan belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain."

Baca Juga: 7 Hal Penting Sebelum Mendapat Vaksin Booster, Supaya Antibodi Muncul Maksimal

Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah bakal menetapkan status siaga utama Covid-19 varian Omicron jika ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit mencapai kisaran 20-30 persen.

Mengenai hal itu, "Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert atau siaga utama ketika BOR mendekati 20 persen sampai 30 persen. Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta," ujar Luhut dalam keterangan pers, Rabu (12/1/2022).

Prediksi Puncak Varian Omicron

Masih menurut Luhut, pemerintah memperkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari.

"Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta," ucapnya.

Baca Juga: Stok Vaksin Booster Covid-19 yang Akan Expired Diprioritaskan pada Penyuntikan Kali Ini

Luhut meyakini, sebagian besar kasus Omicron akan bergejala ringan, sehingga strategi penanganannya berbeda dengan varian Delta.

"Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat," ujarnya.

"Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya.(*)

Baca Juga: Infeksi Sinusitis Bisa Sebabkan Dahi Sakit, Begini Cara Mengobatinya