GridHEALTH.id - Menurut mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, yang kini telah melebur ke BRIN, ada wacana pendirian perusahaan vaksin asing di Indonesia.
Jika ini terealisasi tentu ada risikonya bagi anak bangsa.
Seperti dikatakan kata Amin, berdirinya perusahaan vaksin aisng di Indoensia bakal merugikan negara dari sudut ekonomi, penyaluran teknologi hingga kemampuan pengembangan vaksin nasional.
Amin mengaku khawatir pendirian perusahaan asing itu bakal menciptakan kompetisi di pasar ihwal akses pada vaksin di tengah masyarakat.
“Pasti nanti akan ada kompetisi di pasar, pasti akan menyulitkan anak-anak bangsa ini yang sedang meningkatkan kapasitasnya mengembangkan vaksin sendiri itu salah satu kerugian negara yang mungkin terjadi,” tuturnya, dikutip dari Bisnis.com (17/1/2022).
Tentu kita semua sudah mengetahui, kini LBM Eijkman sudah terintegrasi ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hal ini, menurut Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, integrasi LBM Eijkman ke dalam BRIN akan memperkuat kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia.
Dia juga menyampaikan, sejak September 2021, nama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berubah menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Perubahan status LBM Eijkman menjadi PRBM Eijkman ditandai dengan serah terima simbolis manajemen dari Kepala LBM Eijkman periode 2014 – 2021, Amin Soebandrio kepada Plt. PRBM Eijkman Wien Kusharyoto.
Baca Juga: Ini 5 Cara Cepat Menghilangkan Lemak di Leher, Tak Perlu Operasi
“Masuknya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada BRIN yang menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman maka kompetensi para periset biologi molekuler akan semakin meningkat. Apalagi selama ini LBM Eijkman sudah memiliki budaya riset yang tinggi, maka budaya ini tentunya akan menjadi PR bagi Kepala Pusat yang baru,” ujar Handoko mengutip brin.go.id, Minggu (2/1/2022).
Berdirinya Perusahaan Vaksin Asing