Find Us On Social Media :

Viral Curhatan Peserta CPNS yang Tak Lolos Gegara Kaki Bentuk X dan Payudara Besar, Ini Penjelasan Medisnya

Tidak lolos tes CPNS gegera bentuk kaki dan pembesaran payudara pada pria.

GridHEALTH.id – Sejak akhir Januari lalu, pengguna media sosial ramai membicarakan mengenai cuitan seorang pria bernama Dwiki Andoyo.

Dalam cuitan yang dibuat pada Minggu (30/01/2022) di Twitter, ia menceritakan bahwa dirinya dinyatakan tidak lolos seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

“Di awal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor,” tulis Dwiki.

Dia juga mengunggah foto tangkapan layar hasil jawaban sanggah yang diterima. Diketahui alasan Dwiki tidak lolos tes CPNS, karena kakinya yang berbentuk “X” 10 cm dan pembesaran payudara pada laki-laki.

“Dari kejadian ini, saya akan lebih fokus untuk memperbaiki postur saya agar dapat menghilangkan kaki X hingga akhirnya saya dapat menjadi analis kebijakan yang baik ke depannya. Terima kasih tidak akan hentinya saya ucapkan,” sambungnya.

Bentuk kaki yang menyerupai huruf “X” ini, dikenal dengan sindrom knock knee atau valgum lutut (genu valgum).

Melansir hss.edu, Kamis (03/01/2022), knock knee merupakan kondisi di mana lutut masuk ke dalam dan saling menyentuh satu sama lain, bahkan saat sedang berdiri.

Seseorang yang mengalami knock knee mungkin akan merasakan tekanan yang besar di bagian sisi luar lutut dan menyebabkan rasa sakit.

Biasanya, knock knee terjadi pada kedua sisi kaki. Tapi, ada juga orang yang hanya mengalaminya di salah satu kaki saja.

Baca Juga: Lakukan 4 Pengobatan Simpel Ini Untuk Mengatasi Migrain di Rumah

Anak-anak mungkin mengalaminya dan sifatnya hanya sementara, karena bentuk kakinya akan lurus seiring dia tumbuh. Namun jika bentuk kaki “X” bertahan lebih dari enam tahun, maka ini bisa menjadi tanda sindrom knock knee.

Kaki berbentuk “X” bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penyakit bawaan atau terjadi setelah cedera lutut.

Misalnya penyakit metabolik, gagal ginjal, trauma fisik (cedera), radang sendi di lutut, infeksi tulang (osteomielitis), rakhitis akibat kekurangan vitamin D, kondisi bawaan, hingga patah tulang.

Mempunyai berat badan berlebihan (obesitas) juga berkontribusi menyebabkan kaki berbentuk “X”.

Baca Juga: Bahaya Jika Indonesia 'Menelan' Apa yang Dikatakan WHO, Papar Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia

Knock knee yang ringan dan terjadi hingga dewasa, tidak memerlukan penanganan khusus, kecuali jiak merasakan masalah seperti nyeri lutut.

Operasi untuk menangani kaki bentuk “X” jarang dilakukan, tapi ini tetap mungkin dilakukan terutama jiak kondisinya parah dan presisten. Terdapat dua jenis operasi yang bisa dilakukan:

1. Guide growth: Operasi untuk menempelkan pelat logam kecil di bagian lutut, yang membantu memperbaiki pertumbuhannya selama 12 bulan. Pelat itu akan dilepas saat perawatan sudah selesai.

2. Osteotomi: Operasi yang dilakukan dengan mengeluarkan irisan tipis dari tulang kaki sehingga posisi lutut kembali benar. Pelat dan sekrup akan digunakan untuk memperbaiki posisi tulang barunya.

Baca Juga: Dokter Erlina Burhan: Indonesia Masuk Gelombang 3 Pandemi Covid-19, Kemenkes: Belum

Operasi osteotomi biasanya dilakukan kepada anak remaja dan orang dewasa, yang tulangnya sudah tidak akan tumbuh lagi.

Sementara itu, pembesaran payudara pada pria bisa merupakan tanda dari kondisi ginekomastia. Di mana, jaringan kelenjar payudara laki-laki meningkat.

Pembesaran payudara pada pria ini, dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormone estrogen dan testosteron. Ginekosmatia dapat terjadi di salah satu payudara pria ataupun keduanya, dilansir dari Mayo Clinic, Kamis (03/02/2022).

Kebanyakan pria yang mengalami kondisi ini tidak merasakan gejala apapun. Tapi bisa juga merasakan dan gejalanya meliputi nyeri khususnya pada remaja, jaringan payudara yang bengkak, payudara terasa lembut, dan sensitivitas puting saat tergesek pakaian.

Ginekosmatia bisa dialami oleh laki-laki usia berapapun, mulai dari bayi hingga dewasa. Pria dewasa yang mengalami kondisi ini rata-rata berumur 50-80 tahun, dengan prevelensi 24 dan 65 %.

Biasanya pembesaran payudara pada pria tidak membutuhkan pengobatan khusus dan kondisinya akan membaik seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Pola Makan Tepat Dukung Gaya Hidup Sehat Untuk Penyandang Hipertensi