Selain itu pula tatalaksana yang baik terhadap syok dan infeksi sangat penting dalam penanganan ruptur uteri.
Melahirkan Normal Setelah Sesar
Salah satu penyebab terjadinya robekan rahim alias ruptur uteri karena menjalani persalinan normal setelah operasi sesar.
Memang boleh melahirkan normal setelah sesar, hanya saja menurut Dr. Indra Anwar, SpOG, dari RS Bunda, Jakarta, melansir Nakita.id (25/10/2016), syaratnya; usia kehamilan sudah cukup bulan, kondisi kehamilan dinyatakan sehat, ketebalan rahim cukup, juga tenaga dan fasilitas kesehatannya menunjang.
Jurnal New England Journal of Medicine terbitan Juni 2008 menyebutkan secara umum risiko rahim robek pada ibu hamil yang melahirkan normal setelah Caesar adalah 4,5%.
Data lain menunjukkan, angka rahim robek terjadi kurang dari 2% pada yang lahir normal setelah Caesar.
Penelitian lain tahun 2004, di 19 rumah sakit pendidikan di Inggris, pada 3.000 ibu yang melahirkan normal setelah pernah Caesar lebih tinggi risiko terjadinya rahim robek, kesehatan bayi terganggu, dan infeksi rahim.
Baca Juga: Dokter Peringatkan Pra dan Pasca Disuntik Vaksin Booster Covid-19 Jangan Olahraga Berat
Disebutkan pula, risiko rahim robek akan bertambah signifikan bila ibu melahirkan dengan induksi.
Bahkan, kemungkinan robek rahim lebih besar pada ibu yang pernah Caesar lebih dari satu kali.
Ruptur uterus pada kasus ringan menurut dr. Indra Anwar, SpOG, terlihatnya satu titik calon robekan.
Tetapi pada kondisi yang sangat serius, robek uterus ini bisa menyebabkan pembuluh-pembuluh darah di dinding rahim ikut robek/putus, akibatnya terjadi perdarahan pada sang ibu.