Find Us On Social Media :

Long Covid Disebabkan Infeksi Varian Omicron itu Nyata Adanya

Waspada long Covid-19 pada infeksi varian Omicron.

Akar penyebab dari respons imun yang terlalu aktif itu tetap misterius, dengan para peneliti memeriksa apakah partikel virus yang tersisa dari infeksi utama terus memicu sistem kekebalan.

Maley mengatakan bahwa mungkin juga ada komponen genetik, dengan beberapa orang cenderung pada jenis respons imun ini.

Adapun menurut pemdapat Eva-Maria Ratai, seorang penyelidik di Departemen Radiologi Rumah Sakit Umum Massachusetts dan seorang profesor radiologi di Harvard Medical School, telah memfokuskan pekerjaannya pada aspek neurologis dari kondisi tersebut.

Ratai, yang menerbitkan penelitian MRI pada November 2020 yang menunjukkan dampak COVID pada otak serupa dengan kekurangan oksigen, memulai studi baru untuk mengeksplorasi aspek neurologis long COVID menggunakan pencitraan medis.

Studi yang didanai NIH berusaha untuk mendaftarkan 200 orang yang akan menjalani pemeriksaan fisik menyeluruh, pengujian kognitif, dan MRI, dengan tindak lanjut dalam dua tahun.

Baca Juga: Healthy Move, Pentingnya Tes Kebugaran Sebelum Memulai Olahraga Rutin

“Sepertinya banyak yang mengarah pada peradangan saraf,” kata Ratai.

“Tampaknya pada pasien ini – bahkan setelah fase akut – masih ada beberapa peradangan saraf yang dapat menyebabkan kabut otak atau hal-hal lain ini,” jelasnya.

Sedangkan menurut dokter dari Indonesia, long Covid-19 pada pasien infeksi Omicron, bisa saja terjadi.

Menurut dr. Dicki Harnanda dari RS Mitra Plumbon CirebonOmicron pertama kali diidentifikasi pada bulan November.

Meski beberapa penelitian awal menyebutkan varian ini tidak seganas yang sebelumnya, tapi jangan disepelekan, .

Alasannya, karena Omicron masih bisa menyebabkan penyakit yang berat bahkan kematian. Dan yang jauh lebih penting, belum cukup data mengenai apakah Omicron bisa menyebabkan long Covid.

"Dan ini harus diwaspadai. Pengalaman-pengalaman dari varian-varian sebelumnya, bahkan orang yang tidak bergejala pada saat infeksi akut pun, tetap bisa mengalami long Covid," ujarnya, dikutip dari VOA (15/2/2022).

Ia menambahkan, berat atau ringannya gejala saat sakit, tidak menentukan dampak long Covid.

"Artinya kalau kita selama ini berasumsi, 'Oh karena Covid-nya berat, dirawat di rumah sakit, masuk ICU, pasti nanti long Covid. Oh kalau saya, saya seorang atlet, tidak mengalami gejala apapun, berarti tidak akan mengalami long Covid.' Itu salah besar," ujar pria yang telah menangani pasien Covid selama dua tahun ini.

Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Konsumsi 6 Makanan Ini, Anak Cerdas Sejak di Kandungan

Saat ini berbagai studi yang mempelajari orang-orang yang telah divaksin lengkap dan long Covid masih dipusatkan pada data yang dikumpulkan sebelum kemunculan varian Delta.(*)

Baca Juga: Gaya Hidup Sehat, Ini Alasannya Bangun Pagi Lebih Menguntungkan