Find Us On Social Media :

Nakes Relawan RSDC Wisma Atlet Gugur di RS Persahabatan Setelah Dinyatakan Negatif Covid-19

Tiur Octavia, nakes RSDC gugur dalam tugas setelah dinyatakan negatif Covid-19.

GridHEALTH.id - Berita duka kembali datang dari Tenaga Kesehatan Indonesia (Nakes).

Seorang relawan nakes yang bertugas di RSDC Wisma Atlet telah meninggal dunia.

Sebelumnya almarhum diketahui terpapar Covid-19, dan jalani isolasi.

Seminggu kemudian di tes Covid-19 dan dinyakan negatif.

Tapi beberapa hari kemudian mengalami perburukan dan dilarikan ke RS Persahabatan untuk mendapatkan penanganan intensif.

24 Januari 2022 positif Covid-19, seminggu kemudian negatif, 14 Februari 2022 mengalami perburukan kondisi kesehatan, meninggal pada 23 Fabruari 2022 pagi hari pukul 04.00 WIB.

Almarhumah Tiur Octavia mendapatkan penghormatan terakhir dengan upacara penghormatan dan pelepasan jenazah dilakukan pada pukul 14.00 WIB di Tower 1 Wisma Atlet (23/2/2022).

Untuk diketahui, kejadian ini sejatinya sudah diantisipasi pemerintah.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Pada Senin (21/2/2022), pemerintah mewaspadai terjadinya kenaikan kasus positif Covid-19 dari kelompok nakes.

Baca Juga: Khusus Bagi yang Sudah Booster, 4 Bulan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 ke 3 Efektivitasnya Menurun Melawan Infeksi Virus Corona

Kelompok nakes yang paling banyak terinfeksi yakni para perawat, tenaga penunjang, hingga manajemen rumah sakit.

“Mulai terlihatnya peningkatan jumlah kasus yang datang dari tenaga kesehatan,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden.

Luhut mengatakan, kondisi ini mengindikasikan bahwa banyak dari nakes yang terpapar di rumah masing-masing atau di lingkungannya.

Karena itu, pemerintah pun meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan pengawasan penggunaan dan pengetatan alat pelindung diri, serta menyiapkan fasilitas penginapan khusus untuk menghindari kontak erat dengan keluarga.

Pusjak SKK dan SDK, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wirabrata kematin juga mengungkapkan, saat ini banyak nakes yang memeriksa spesimen Covid-19 yang terpapar Covid-19.

Padahal, jumlah nakes yang memeriksa spesimen Covid-19 tidak banyak.

"Memang saat ini tenaga di laboratorium sangat terbatas dan juga banyak yang mengalami positif Covid-19," ujar Wira saat mengisi konferensi virtual bertema Peran Laboratorium dalam Uji Diagnostik Covid-19, Selasa (22/2/2022), dilansir dari Republika (23/2/2022).

Omicron Berdampak pada Positivity Rate Nakes

Semakin meningkatnya kasus Covid-19 khususnya varian Omicron dengan tingkat penularan lebih tinggi dari varian sebelumnya, berdampak pada positivity rate yang kian tinggi pada nakes.

Baca Juga: Healthy Move, Berolahraga Di atas Usia 40, Begini Cara Memulainya

Banyaknya nakes yang tertular dapat menyebabkan kondisi kontingensi sampai krisis nakes.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan kondisi kontigensi nakes merupakan kondisi kekurangan nakes yang masih dapat diatasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan.

“Sedangkan kondisi krisis tenaga kesehatan merupakan kondisi kekurangan tenaga kesehatan yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada pelayanan kesehatan,” katanya.

Strategi pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan pada kondisi kontigensi dan krisis nakes dapat dilakukan melalui internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit.

Strategi internal rumah sakit di antaranya dapat dilakukan dengan pengaturan jadwal shift, mobilisasi tenaga kesehatan dari unit lain untuk membantu pelayanan di layanan Covid-19.

Dilakukan juga penyediaan transportasi antarjemput dan akomodasi untuk staf, mengurangi/menunda layanan non emergensi, meningkatkan layanan telemedisin.

Perlu juga pelibatan dokter/nakes yang sedang menjalankan isolasi mandiri tanpa gejala dalam pelayanan melalui telemedisin (memberikan telekonsultasi pada staf atau pasien), penugasan khusus pada dokter yang bertugas di manajemen untuk membantu pelayanan (sebagai konsultan), mobilisasi dokter di luar Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Covid-19 untuk membantu tatalaksana pasien di bawah supervisi DPJP, serta meningkatkan kompetensi petugas dalam perawatan isolasi terutama isolasi intensif.

Selanjutnya, strategi eksternal rumah sakit, dilakukan dengan mobilisasi relawan (koas, PPDS), koordinasi dengan organisasi profesi dalam penyediaan tenaga cadangan untuk membantu, memobilisasi tenaga kesehatan RS dari wilayah kasus Covid-19 rendah ke tinggi, memobilisasi mahasiswa akhir di institusi pendidikan kesehatan terutama membantu dalam administrasi, memobilisasi tenaga kesehatan yang bertugas di non faskes/administrasi kesehatan untuk membantu merawat pasien Covid-19 (dipayungi regulasi izin praktik).

Insentif Nakes

Baca Juga: Layanan Kesehatan Berbasis AI, Permudah Masyarakat Lakukan Konsultasi

Prihal intensif Nakes Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pembayaran insentif nakes Desember 2021 akan dibayarkan pada Februari 2022.

Saat ini, Kemenkes sudah menerima anggaran sebesar Rp 12 triliun dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk insentif nakes.

"Kami sudah dapat alokasi anggaran dari Ibu Menkeu sekitar Rp 12 triliun dan sedang dalam finalisasi. Mudah-mudahan bulan ini kami sudah bisa bayarkan untuk insentif nakesnya," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/2/2022).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, telatnya pembayaran insentif nakes lantaran adanya tutup buku anggaran tahun 2021 pada Desember lalu.

Sehingga, insentif nakes tidak langsung dibayarkan

"Yang Desember karena cycle anggarannya itu tidak bisa dibayarkan di bulan itu juga karena harus menunggu tutup bukunya, itu akan dibayar mulai tahun ini," kata Budi, menjelaskan.(*)

Baca Juga: Penyebab Aneka Varian Baru Covid-19 Bermunculan Selama Pandemi