GridHEALTH.id - Untuk diketahui, persebaran Omicron sebesar 90 persen berada di daerah Jawa-Bali dan sekitar 72 persen transmisi lokal terjadi.
Tapi kini tren kasus penularan lokal di luar Jawa-Bali sudah mencapai 28 persen.
Bukan tidak mungkin ketika nanti di kasus Jawa dan Bali ini sudah mulai menurun, maka transmisi lokal justru akan terjadi di daerah di luar Jawa dan Bali.
Karenanya kini pemerintah menggencarkan edukasi mengenai protokol kesehatan yang berkesinambungan di masyarakat agar seluruh pihak terus bersikap waspada.
Untuk menurunkan dampak keparahan yang timbul akibat Omicron, pemerintah terus memperluas sebaran vaksinasi COVID-19 dan ketat dalam mengatur dan mengawasi isolasi mandiri ataupun terpusat yang masyarakat jalankan.
Baca Juga: Layanan Kesehatan Berbasis AI, Permudah Masyarakat Lakukan Konsultasi
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus di luar Jawa dan Bali agar tetap terkendali, menurut Wamenkes Dante, pihaknya sedang menentukan strategi dengan cara mengenali karakter varian Omicron.
"Karakter virus ini tidak terlalu berat secara klinis, tetapi mudah sekali untuk menular. Karena mudah sekali menular maka strategi yang dilakukan adalah melakukan penggiatan protokol kesehatan yang lebih masih di masyarakat," tuturnya.
Strategi selanjutnya, lantaran Omicron berisiko rendah sebabkan gejala berat, maka Kemenkes pastikan bakal tetap menggalakan program isolasi mandiri (isoman) dan karantina.
"Melakukan isolasi mandiri bagi mereka yang terindentifikasi tidak mempunyai gejala dan gejala ringan. Sehingga dengan begitu kita bisa melakukan penanganan Omicron ini secara proporsional, berdasarkan karakteristik Omicron ini secara umum," jelas Wamenkes Dante dalam acara diskusi Radio Kesehatan Kemenkes, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Nakes Relawan RSDC Wisma Atlet Gugur di RS Persahabatan Setelah Dinyatakan Negatif Covid-19
Isolasi Mandiri Pasien Omicron 10 Hari