Find Us On Social Media :

Pemantauan Tumbuh Kembang Anak untuk Cegah Stunting, Perhatikan 5 Hal Ini

Pemantaun tumbuh kembang anak berkala dapat mendeteksi stunting.

GridHEALTH.idStunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan anak-anak di Indonesia.

Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 memang menunjukkan penurunan angka stunting sebanyak 3,3 persen dibandingkan tahun 2019.

Akan tetapi, angka stunting di Tanah Air 24,4 persen masih jauh dari yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 20%.

Stunting merupakan masalah pada pertumbuhan anak yang terjadi akibat asupan nutrisi yang bruuk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan kemampuan kognitifnya.

Salah satu ciri dari anak yang stunting adalah tumbuhnya yang lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya.

Dalam media briefing ‘Kolaborasi Merck dan BKKBN untuk Dukung Percepatan Penanggulangan Stunting di Indonesia’, Prof dr Madarina Julia, Sp. A(K), MPH., Ph.D mengatakan bukan berarti anak yang tubuhnya pendek mengalami stunting.

“Dari semua anak pendek, itu ada sebagian yang stunting. Tapi tidak selalu anak pendek itu stunting, meskipun anak stunting selalu pendek,” ujar dokter Madarina Julia selaku dokter spesialis anak konsultan endokrin anak, Kamis (24/02/2022).

Stunting menjadi permasalahan yang pelik, karena dapat membuat prestasi anak kurang baik, cenderung putus sekolah, atau tidak menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Baca Juga: 5 Penyakit Infeksi yang Berbahaya Bagi Anak, Orangtua Perlu Waspada

 “Stunting berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lebih rendah daripada anak yang tidak stunting,” jelasnya.

Pemantuan tumbuh kembang anak menjadi hal yang penting untuk dapat mendeteksi dini stunting. Terdapat lima hal yang bisa dipehatikan.

Pertama, memperhatikan tinggi badan. Menurut WHO, anak dikatakan pendek jika di bawah minus 2 atau sangat pendek di bawah minus 3.

Kedua, memantau berat badan anak yang disesuaikan dengan tingginya.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Anak Dengan Diabetes Bisa Memiliki Masa Depan Cerah

Ketiga, apakah ada gangguan perkembangan. Karena, stunting biasanya diikuti oleh masalah perkembangan (keterampilan kognisi dan motorik)

Keempat, lingkar kepala yang berkaitan dengan perkembangan otak anak

Kelima, melihat perkembangan anak sesuai dengan umurnya menggunakan acuan Kartu Kembang Anak dari BKKBN.

“Upaya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala penting untuk diterapkan oleh semua orangtua. Kemajuan teknologi telah memungkinkan orangtua untuk bisa memantau tumbuh kembang anak melalui aplikasi tumbuh kembang,” ujarnya.

Baca Juga: Pubertas Sebelum Waktunya, Ini Tanda-tanda Anak Menunjukkan Pubertas Dini

 Dokter Madarina mengatakan, deteksi dan penanganan stunting sedini mungkin diperlukan untuk mencegah terganggunya perkembangan otak pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Namun diagnosis yang tepat sangat penting, untuk menghindari kesalahan yang merugikan anak di kemudian hari.

Pasalnya dalam penanganan stunting, anak-anak akan diberikan tambahan asupan kalori.

Penanganan seperti itu jika diberikan kepada anak yang tidak stunting, berisiko memicu terjadinya obesitas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius di kemudian hari.

Baca Juga: Mengenal Gejala Osteosarcoma, Kanker Tulang yang Sering Menyerang Anak Remaja