Find Us On Social Media :

Aneka Informasi Fake Virus Corona di Media Sosial, Cek Kebenarannya

Hati-hati Informasi palsu mengenai virus corona di media sosial.

Para pengguna media sosial yang lain pun juga beranggapan bahwa jejak asap putih itu, merupakan penyebaran virus corona varian Omicron.

Dilansir dari Kompas.com, (19/02/2022), informasi mengenai pesawat chemtrails yang menyebarkan virus corona varian Omicron merupakan kabar hoaks.

“Isu chemtrails dapat diklasifikasikan sebagai teori konspirasi yang menyebar dan membuat kepanikan publik,” kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko.

2. Vaksin Covid-19 menyebabkan VAIDS

Media sosial juga diramaikan dengan informasi fake mengenai vaksin Covid-19. Disebutkan terdapat fenomena VAIDS setelah vaksinasi. VAIDS adalah Vaksin dan AIDS (Vaccine Acquired Immunodeficiency Syndrome).

Melansir Covid19.go.id, informasi tersebut salah dan tidak ada istilah VAIDS dalam dunia medis.

Profesor Penyakit Menular di Perelman Schoold of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine, Stephen Gluckman, MD mengatakan VAIDS bukan kondisi nyata dan tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Khusus Bagi yang Sudah Booster, 4 Bulan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 ke 3 Efektivitasnya Menurun Melawan Infeksi Virus Corona

3. Deteksi Covid-19 dengan tahan napas

Belakangan beredar info yang mengatakan kalau infeksi Covid-19 dapat terdeteksi dengan cara menahan napas selama 10 detik.

“Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan. Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain!

Perhatikan cara berikut ini:

Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik! Jika setelah menahan napas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA!”

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih mempertegas dan menyatakan kalau informasi tersebut salah.

Cara yang tepat untuk mendeteksi infeksi virus corona adalah dengan melakukan tes PCR di Laboratorium atau layanan kesehatan, yang sudah diakreditasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hasil tes PCR yang bisa didapatkan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima, akurat dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Penyebab Aneka Varian Baru Covid-19 Bermunculan Selama Pandemi