GridHEALTH.id – Di tengah kenaikan kasus Covid-19 informasi fake atau kabar palsu mengenai virus corona banyak bermunculan.
Informasi palsu mengenai virus corona banyak disebarkan oleh masyarakat di media sosial.
Kementerian Komunikasi dan Informatika pada pekan lalu telah menemukan ribuan informasi salah mengenai Covid-19 yang disebarkan oleh pengguna media sosial.
“Temuan hoaks vaksin Covid-19 457 yang disebar 2.644 kali. Kemenkominfo merinci 2.448 sebaran hoaks vaksin Covid-19 di Facebook. Kemudian, 111 hoaks vaksin Covid-19 di Twitter, dan 43 hoaks vaksin Covid-19 di Youtube,” dilansir dari laman aptika.kominfo.go.id, (15/02/2022).
Selain mengenai vaksin, informasi salah mengenai virus corona juga berkaitan dengan obat dan Covid-19 varian Omicron.
Banyaknya kabar hoaks di media sosial perlu diwaspadai agar masyarakat tidak menjadi korban.
Berikut adalah beberapa informasi fake mengenai virus corona dan kebenarannya.
1. Chemtrail dan penyebaran varian Omicron
Beberapa waktu lalu beredar sebuah foto yang memperlihatkan asap putih jejak pesawat yang baru saja melintas.
Baca Juga: Bisakah Kita Terinfeksi Delta dan Omicron Secara Bersamaan? Ini Jawaban Pakar
Dalam video yang diunggah di media sosial Facebook, terlihat asap putih yang disebut dengan chemtrails tersebut keluar dari pesawat.
Terdengar suara seorang pria yang memberikan peringatan bahwa jejak asap tersebut dapat membuat warga keracunan.
Para pengguna media sosial yang lain pun juga beranggapan bahwa jejak asap putih itu, merupakan penyebaran virus corona varian Omicron.
Dilansir dari Kompas.com, (19/02/2022), informasi mengenai pesawat chemtrails yang menyebarkan virus corona varian Omicron merupakan kabar hoaks.
“Isu chemtrails dapat diklasifikasikan sebagai teori konspirasi yang menyebar dan membuat kepanikan publik,” kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko.
2. Vaksin Covid-19 menyebabkan VAIDS
Media sosial juga diramaikan dengan informasi fake mengenai vaksin Covid-19. Disebutkan terdapat fenomena VAIDS setelah vaksinasi. VAIDS adalah Vaksin dan AIDS (Vaccine Acquired Immunodeficiency Syndrome).
Melansir Covid19.go.id, informasi tersebut salah dan tidak ada istilah VAIDS dalam dunia medis.
Profesor Penyakit Menular di Perelman Schoold of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine, Stephen Gluckman, MD mengatakan VAIDS bukan kondisi nyata dan tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19.
3. Deteksi Covid-19 dengan tahan napas
Belakangan beredar info yang mengatakan kalau infeksi Covid-19 dapat terdeteksi dengan cara menahan napas selama 10 detik.
“Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan. Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain!
Perhatikan cara berikut ini:
Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik! Jika setelah menahan napas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA!”
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih mempertegas dan menyatakan kalau informasi tersebut salah.
Cara yang tepat untuk mendeteksi infeksi virus corona adalah dengan melakukan tes PCR di Laboratorium atau layanan kesehatan, yang sudah diakreditasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hasil tes PCR yang bisa didapatkan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima, akurat dan dapat dipercaya.
Baca Juga: Penyebab Aneka Varian Baru Covid-19 Bermunculan Selama Pandemi