Retinopati terjadi saat ada kerusakan pada retina yang terdiri dari lapisan tipis di bagian belakang mata. Di sana terdapat pembuluh darah kecil dan ujung saraf, agar orang bisa melihat.
Pemeriksaan rutin dapat menurunkan risiko kerusakan mata. Rekomendasi screening retinopati untuk anak-anak sebagai berikut:
- Mulai lakukan pemeriksaan saat usia 11 tahun, dengan durasi diabetes 2 hingga 5 tahun.
- Pemeriksaan lanjutan setiap 1 sampai 2 tahun, tergantung pada hasil yang ditemukan.
2. Masalah ginjal
Kerusakan ginjal akibat diabetes, disebut dengan nefropati. Anak dengan kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu laam atau tidak menentu, paling berisiko menagalaminya.
Disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan menggunakan sampel urin dan tekanan darah, yang dimulai pada usia 11 tahun.
Baca Juga: Kampanye Baru 'Jangan Tunggu Diabetes', Pradiabetes Menjadi Peringatan dan Bisa Dicegah Sejak Dini
3. Gangguan saraf
Neuropati mengacu pada kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes. Sama seperti masalah apda ginjal, komplikasi ini juga berisiko bagi anak dengan kadar glukosa yang tinggi secara konsisten dalam waktu yang lama.
4. Kolesterol
Kolesterol merupakan zat lemak yang secara alami ada di dalam darah dan sel. Kolesterol yang terlalu tinggi, dapat berakibat pada serangan jantung dan stroke.
Rekomendasi untuk cek kolesterol, yakni secepatnya setelah didiagnosis mengalami diabetes diabetes atau saat anak berusia 11 tahun.
Tapi jika ada riwayat kolesterol tinggi atau penyakit kardiovaskular, maka skrining harus dimulai sejak umur 2 tahun.
5. Autoimun
Penyandang diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi auto-imun yang lainnya. Lakukan skirining tes darah pada 5 tahun pertama, lalu dikurangi jadi setiap 2 tahun sekali.
Baca Juga: Diabetes Pada Anak, Kenali 5 Penyebab Umum yang Sering Muncul