Find Us On Social Media :

5 Komplikasi Diabetes Tipe 1 Pada Anak yang Tidak Terkontrol

Gangguan kesehatan serius pada anak penyandang diabetes bisa mengancam bila tidak terkontrol.

GridHEALTH.idDiabetes tipe 1 atau juvenile diabetes, paling berisiko dialami oleh anak-anak.

Melansir Mayo Clinic, Rabu (02/03/2022), anak yang mengidap diabetes tipe 1, tubuhnya tidak dapat memproduksi hormon insulin.

Karena tidak adanya insulin yang diproduksi, gula darah yang didapat dari makanan akan menumpuk di aliran darah anak.

Penyebab dari diabetes tipe 1 ini, sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Tapi, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risikonya.

- Riwayat keluarga: Anak yang mempunyai orangtua atau saudara kandung penyandang diabetes tipe 1, maka berisiko tinggi mengalaminya juga.

- Genetik: Gen tertentu menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 1 pada anak.

- Virus tertentu: Paparan berbagai virus, secara tidak langsung dapat memicu penghancuran autoimun sel-sel islet yang menghasilkan insulin.

Pengobatan untuk menyembuhkan diabetes memang belum ada, tapi sangat penting bagi anak penyandang diabetes menjaga kadar gulanya.

Sebab, level gula darah yang terlalu tinggi dapat berdampak pada organ-organ vital yang ada di tubuh.

 Baca Juga: Cara Mengontrol Diabetes Selama Pandemi Agar Tak Rentan Infeksi

Dilansir dari KidsHealth, Rabu (02/03/2022), berikut ini sejumlah komplikasi yang terjadi jika diabetes tipe 1 anak tidak segera ditangani.

1. Kerusakan mata

Retinopati terjadi saat ada kerusakan pada retina yang terdiri dari lapisan tipis di bagian belakang mata. Di sana terdapat pembuluh darah kecil dan ujung saraf, agar orang bisa melihat.

Pemeriksaan rutin dapat menurunkan risiko kerusakan mata. Rekomendasi screening retinopati untuk anak-anak sebagai berikut:

- Mulai lakukan pemeriksaan saat usia 11 tahun, dengan durasi diabetes 2 hingga 5 tahun.

- Pemeriksaan lanjutan setiap 1 sampai 2 tahun, tergantung pada hasil yang ditemukan.

2. Masalah ginjal

Kerusakan ginjal akibat diabetes, disebut dengan nefropati. Anak dengan kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu laam atau tidak menentu, paling berisiko menagalaminya.

Disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan menggunakan sampel urin dan tekanan darah, yang dimulai pada usia 11 tahun.

 Baca Juga: Kampanye Baru 'Jangan Tunggu Diabetes', Pradiabetes Menjadi Peringatan dan Bisa Dicegah Sejak Dini

3. Gangguan saraf

Neuropati mengacu pada kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes. Sama seperti masalah apda ginjal, komplikasi ini juga berisiko bagi anak dengan kadar glukosa yang tinggi secara konsisten dalam waktu yang lama.

4. Kolesterol

Kolesterol merupakan zat lemak yang secara alami ada di dalam darah dan sel. Kolesterol yang terlalu tinggi, dapat berakibat pada serangan jantung dan stroke.

Rekomendasi untuk cek kolesterol, yakni secepatnya setelah didiagnosis mengalami diabetes diabetes atau saat anak berusia 11 tahun.

Tapi jika ada riwayat kolesterol tinggi atau penyakit kardiovaskular, maka skrining harus dimulai sejak umur 2 tahun.

5. Autoimun

Penyandang diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi auto-imun yang lainnya. Lakukan skirining tes darah pada 5 tahun pertama, lalu dikurangi jadi setiap 2 tahun sekali.

Baca Juga: Diabetes Pada Anak, Kenali 5 Penyebab Umum yang Sering Muncul