Find Us On Social Media :

Dua Tahun Pandemi, Mengapa Ada Orang yang Tidak Pernah Terinfeksi Covid-19?

Sistem imun dan vaksinasi melindungi dari Covid-19.

GridHEALTH.id – Pandemi Covid-19 menjadi masalah kesehatan yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir ini.

Berdasarkan data di laman Worldometers.info, Kamis (10/03/2022), tercatat kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 451.805.663.

Sedangkan di Indonesia sendiri, terjadi penambahan kasus baru 26.336. Sehingga sejak awal Maret 2020 hingga saat ini, total kasus konfirmasi Covid-19 di Tanah Air sebanyak 5.826.589.

Meski jumlah kasus Covid-19 yang terbilang cukup banyak, terdapat beberapa orang yang sejauh ini tidak pernah terinfeksi.

Bahkan, orang-orang tersebut tetap tidak terpapar meskipun sempat melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19.

Imperial College London dalam studi yang dipublikasikan Januari lalu menjelaskan, hal tersebut berkaitan dengan jumlah sel T (jenis sel yang berperan dalam sistem imun) yang tinggi. Sehingga berhasil lolos dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

“Kami menemukan bahwa tingginya tingkat sel T yang sudah ada sebelumnya, yang dibuat oleh tubuh ketika terinfeksi virus corona manusia lainnya seperti flu biasa, dapat melindungi dari infeksi Covid-19,” kata Dr Rhia Kundu, penulis studi dari Institut Jantung dan Paru Nasional Imperial, dikutip dari CNBC (03/02/2022).

Namun, dia mengingatkan agar tidak hanya mengandalkan hal ini saja sebagai perlindungan diri dari Covid-19.

“Sebaliknya, cara terbaik untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah dengan divaksinasi sepenuhnya, termasuk mendapatkan dosis booster,” jelasnya.

Baca Juga: Masuki Tahun Ketiga Pandemi, WHO Catat Jumlah Kematian Global Covid-19 Dekati 6 Juta, Belum Ada Tanda-tanda Kapan Berakhir

Kondisi ini juga menarik perhatian profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, Lawrence Young.

Sekitar 20% infeksi common cold terjadi akibat virus corona. Tetapi, mengapa sebagian orang mempertahankan tingkat kekebalan reaktif silang, masih belum diketahui.

Selain karena pengaruh infeksi sebelumnya, alasan mengapa ada orang yang “kebal” terhadap Covid-19 dipengaruhi oleh status vaksinasi.

Vaksin Covid-19 sudah terbukti dapat mengurangi infeksi yang parah, rawat inap, dan kematian pada orang yang terpapar.

Baca Juga: Batuk Tak Kunjung Hilang Usai Negatif Covid-19, Ini Cara Mengobatinya

Akan tetapi, ini tidak 100%  efektif dalam mencegah infeksi dan tingkat keefektivitasan dapat berkurang dari waktu ke waktu.

Sehingga saat ini di beberapa negara termasuk Indonesia, memberikan dosis vaksin ke-3 atau vaksin booster kepada masyarakat, terutama di tengah serangan Covid-19 varian Omicron.

Vaksinasi Covid-19 dosis pertama sudah diberikan kepada sekitar 192 juta orang dan 149 orang sudah mendapatkan dosis kedua.

Sedangkan booster atau vaksin dosis ke-3 yang dimulai sejak Januari 2022, telah diberikan kepada 13 juta orang.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Turun, Tapi Angka Kematian Tinggi, Kok Bisa?

“Kita tahu banyak orang yang masih terpapar Omicron (umumnya ringan) meskipun sudah divaksin penuh, termasuk (mendapatkan) booster. Namun, vaksinasi tetap mengurangi kemungkinana terinfeksi Omicron dan responsnya bervariasi dari orang ke orang,” ujar Andrew Freedman.

Akademisi penyakit menular di Cardiff University Medical School ini melanjutkan, “Jadi beberapa orang terinfeksi dan yang lainnya tidak, meskipun paparannya sangat signifikan.”

Studi lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami mengenai mengapa ada orang yang tidak terpapar Covid-19.

Mencari tahu, bagiamana perbedaan respon imun seseorang dapat melindunginya dari infeksi SARS-CoV-2.

Baca Juga: Surat Edaran Terbaru Perjalanan Dalam Negeri 2022, Sah tak Perlu Lagi Test Covid-19