Covid-19 varian Deltacron pertama kali dilaporkan pada awal Januari 2022, setelah ahli virus dari Siprus, Leondis Kostrikis mengatakan dia dan timnya menemukan kombinasi dari Delta dan Omicron.
Saat itu, Kostrikis dan timnya mengatakan ada sekitar 25 kasus Deltacron dan menyadari kalau itu lebih umum terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, dibandingkan mereka yang bergejala ringan.
Namun, penelitian Leondis Kostrikis mendapatkan penolakan, di mana para peneliti menyebutkan kalau ia telah membuat kesalahan di lab.
“Orang-orang mengatakan pada saat itu bahwa Deltacron adalah kontaminan di laboratorium, tetapi, tampaknya sekarang, mungkin tidak,” ujar Thomas Russo.
Dikonfirmasinya varian Covid-19 yang baru ini, menunjukkan bahwa pandemi belum benar-benar selesai, meskipun sejumlah aturan mulai dilonggarkan.(*)
Baca Juga: Dari Mereka Inilah Hybrid Virus Deltacron 'Terlahir' Secara Tidak Sengaja