Find Us On Social Media :

Tampak Mirip, Ternyata Ini Beda Gejala Demam Pada DBD dan Covid-19

Gejala DBD dan Covid-19 tampak sangat mirip.

Perlu dipahami juga, sebelum seseorang mengalami DBD, akan melalui masa inkubasi terlebih dahulu.

Jadi penularan dengue tidak terjadi seketika tetapi ada masa inkubasinya selama 5-10 hari.

Masa inkubasi adalah fase saat virus masuk ke dalam darah, tapi belum menimbulkan gejala sampai kemudian jumlah virus cukup banyak dan beredar di dalam darah kemudian menimbulkan penyakit atau demam.

Erni menambahkan pada pasien demam dengue biasanya mengalami sakit kepala yang khas yaitu sakit kepala di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.

Bagi anak-anak, demam dengue biasanya terjadi akut mendadak dan muka mengalami merah khas, tapi pada Covid-19 gejala tidak membuat muka merah.

Masih dari kemkes.go.id, dr Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) mengatakan, yang dominan pada demam dengue atau DBD adalah demam kemudian sakit kepala dan batuk pilek yang lebih ringan dibanding pada Covid-19.

"Demam dengue di hari ketiga setelah gigitan nyamuk harus menjadi perhatian penting, karena secara umum demam dengue itu infeksi terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-6, itu masuk fase kritis yang bisa rawan di mana bisa meninggal kalau tidak diberikan cairan obat yang cukup," katanya.

Baca Juga: 4 Cara Meredakan Sakit Perut Gejala Covid-19 Varian Omicron yang Dianjurkan

Kemudian pada Covid-19, penyakit yang biasa dikeluhkan berupa demam, itu bisa sampai 5 sampai 7 hari disertai batuk pilek yang lebih dominan dan makin tambah sesak.

Serta saturasi oksigennya menurun, yang dianggap berat untuk kasus Covid-19 pada anak.

Fase Demam pada DBD Lebih lanjut, dr Mulya menjelaskan fase demam dengue antara lain dari hari kesatu sampai ketiga adalah fase demam.

Kemudian fase kritis antara hari ke-3 sampai 6, kemudian fase penyembuhan dari fase setelah hari ke-6.

"Pada fase demam ini anak demam tinggi dan biasanya menjadi malas minum."

"Sehingga yang harus diperhatikan adalah harus dipantau minumnya jangan sampai anak dehidrasi," ucapnya.

Pada fase kritis di antara hari ke-3 sampai hari ke-6 terjadi kebocoran dari pembuluh darah yang bisa menyebabkan syok hipovolemik yang menyebabkan kan pembuluh darah bocor.

"Kalau cairan obat yang diberikan kurang maka kemungkinan akan menyebabkan kematian. Setelah hari ke-6 masuk ke fase penyembuhan," ungkapnya.

Berbeda pada kasus Covid-19, pada minggu pertama terjadi demam.

Lalu menjelang akhir minggu pertama ini antara hari ke-5 sampai hari ke-7 mulai ada sejumlah gejala respiratorik seperti sesak, dan batuk pilek.(*)

Baca Juga: Kaleidoskop Kesehatan 2021, TBC dan DBD, Endemi yang Jadi Penyakit Tropis Paling Mengancam