Find Us On Social Media :

Vaksin Herpes Zoster Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Studi Harvard

Pemberian vaksin herpes zoster mengurangi risiko stroke.

GridHEALTH.id - Selain vaksin flu dan meningitis yang dilakukan setiap tahun, orang dewasa bisa mendapatkan manfaat bila mendapatkan juga vaksin herpes zoster karena bisa melindungi kita dari risiko stroke.

Sebuah studi baru menemukan bahwa Zostavax, vaksin hidup untuk herpes zoster (shingles), dapat menurunkan risiko stroke di antara orang dewasa dan yang lebih tua (lansia).

Penelitian ini dipresentasikan pada Konferensi Stroke Internasional Asosiasi Stroke Amerika 2021.

Herpes zoster adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Lebih dari 99% orang berusia 40 atau lebih tua membawa virus cacar air yang tidak aktif.

Herpes zoster, reaktivasi virus, biasanya terjadi setelah usia 50 tahun. Muncul sebagai ruam yang menyakitkan dengan lepuh, biasanya menyebar dalam garis horizontal di satu sisi tubuh. Bisa juga terjadi pada wajah, mata, mulut, dan telinga.

Baca Juga: Wanita Hamil di Usia Muda Berisiko Alami Stroke, Hasil Studi

Baca Juga: 7 Cara Membuat Payudara Seksi Secara Alami Meski Sedang Menyusui

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara herpes zoster dan risiko stroke dan serangan jantung yang lebih tinggi.

Dalam studi ini, peneliti meninjau catatan kesehatan lebih dari satu juta orang berusia 66 tahun atau lebih yang tidak pernah mengalami stroke dan yang telah divaksinasi dengan Zostavax antara tahun 2008 dan 2014.

Kelompok ini kemudian diikuti selama rata-rata hampir empat tahun. Mereka kemudian dibandingkan dengan sekelompok orang yang tidak divaksinasi selama periode ini.

Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi, mereka yang telah divaksinasi untuk herpes zoster 10% hingga 20% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stroke.

Studi ini mengamati orang-orang yang menerima Zostavax bertahun-tahun sebelum dikeluarkan dari pasar. Zostavax berhenti tersedia di Amerika Serikat pada November 2020, tetapi bukan karena efek samping.