Find Us On Social Media :

Mereka yang Belum Terinfeksi Covid-19 Hingga Saat Artinya Tidak Punya Teman

Mereka yang belum terinfeksi Covid-19 hingga saat ini artinya tidak punya teman.

GridHEALTH.id - Seorang dokter berpendapat, mereka yang hingga saat ini belum pernah terpapar Covid-19, dia tidak punya teman.

Menurutnya mereka itu kemungkinan memiliki masalah intrapersonal.

Hal itu disampaikannya, sebab untuk pandemi Covid-19 sekarang ini normalnya sulit sekali untuk tidak terpapar Covid-19.

Pendapat itu tentu membuat kaget banyak orang hingga menimbulkan kontroversi yang tajam di kalangan masyarakat.

Tapi hal itu bisa jadi ada benarnya.

Menurut dr. Gunadi PhD, Sp.BA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) saat melakukan penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes), prihal lonjakan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri 2021,faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial.

Ya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri.

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,” ungkap dr. Gunadi, pada saat itu, dikutip dari keterangan pers.Mengenai hal tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan menyampaikan suatu hal.

Baca Juga: Pria Dengan Ejakulasi Dini Bukan Berarti Tidak Subur, Ini Kata Ahli

Menurutnya lonjakan kasus yang terjadi pada 2021 pasca lebaran adalah akibat pergerakan masyarakat yang terus meningkat sejak awal Ramadan hingga puncaknya setelah Idul Fitri.

“Diperkirakan jumlah orang yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya selama arus mudik ataupun arus balik mencapai 5 hingga 6 juta orang. Kondisi ini yang menjadi penyebab lonjakan kasus ditambah kendornya protokol kesehatan di masyarakat sehingga laju penularan virus di masyarakat penyebab semakin meningkat,” terang dr. Nadia, dikutip dari keterangan pers.

Kembali ke pendapat seseorang yang belum terinfeksi Covid-19 adalah orang tidak punya teman, seperti disampaikam oleh Ma Sang-hyuk, dari Korea Selatan, yang merupakan wakil presiden Masyarakat Vaksin Korea.

Baca Juga: 3 Pengobatan Rumahan untuk Ambeien Menurut Ahli, Salah Satunya Lidah Buaya

Pendapatnya itu yang dirinya unggah distatus Facebooknya pada 16 Maret 2022, "Orang dewasa yang belum terinfeksi COVID-19 adalah mereka yang memiliki masalah interpersonal," katanya, dikutip dari Mashable (27/3/2022).

Tak sampai disitu, dirinya pun menjelaskan kepada New Daily, unggahan dan komentarnya seharusnya diambil secara metaforis, dan bahwa dia hanya berusaha untuk membuat titik bahwa sangat sulit untuk tidak terinfeksi COVID-19 jika tinggal di daerah dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi tinggi, yang persis situasi di Korea Selatan saat ini.

Memang dokter Ma ini terkenal vokal tentang mencoba beradaptasi dengan virus, dan membuat masyarakat berdamai dengan hidup dengan COVID-19 sebagai hal endemik, yang mana ini bertentangan dengan rencana pemerintah Korea Selatan saat ini, untuk mengikuti protokol dan menjaga aturan jarak sosial untuk menghindari penyebaran dan jumlah infeksi baru.Untuk diketahui, Korea Selatan telah melihat angka infeksi baru setiap hari melayang di sekitar angka 400.000 dalam beberapa hari terakhir, dan angka yang melonjak juga bertepatan dengan rumah duka dan krematorium menjadi kewalahan karena lonjakan kematian akibat virus.Dokter Ma telah menyarankan agar sistem medis dan perawatan kesehatan negara itu disesuaikan sehingga mereka yang dites positif dapat menerima perawatan dengan cepat dan tanpa penundaan."Sangat disayangkan bagi mereka yang sekarat karena COVID-19, tetapi kita juga perlu memikirkan orang-orang yang tidak bisa sampai ke rumah sakit bahkan jika mereka sakit dan menderita ketakutan dan rasa sakit di rumah," katanya, dilansir dari Liputan6.com (27/3/2022).(*)

Baca Juga: Prancis Ciptakan Satu Desa Khusus Alzheimer Agar Penduduknya Merasakan Kedamaian dan Kebebasan