Find Us On Social Media :

Virus Covid-19 di Hidung Ternyata Paling Banyak Dibanding di Tenggorokan, Studi

Virus Covid-19 disebut paling banyak ditemukan di hidung.

GridHEALTH.id - Siapa sangaka virus Covid-19 ternyata paling banyak ditemukan di hidung dibandingkan di tenggorokan.

Hal itu diketahui setelah sebuah studi terbaru di Inggris yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine membuktikannya.

Studi yang dilakukan para peneliti dari University of College London Hospital, Imperial College, dan University of Oxford itu juga menunjukkan bahwa jumlah virus Covid-19 yang sangat kecil sudah bisa membuat seseorang terinfeksi.

Dilansir dari sciencetimes.com (4/4/2022), para peneliti mengatakan infeksi Covid-19 bisa terjadi cukup dengan satu tetesan udara dari seseorang yang bersin, berbicara, atau batuk.

Karena jumlah virus Covid-19 jauh lebih tinggi di hidung daripada di tenggorokan, mereka mengatakan pentingnya disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Berdasar itu, para peneliti menggarisbawahi pentingnya memakai masker dengan menutupi hidung dan mulut.

Penelitian itu terungkap dari percobaan manusia yang sengaja diinfeksi untuk melakukan pengukuran longitudinal yang tepat dari kinetika virus, dinamika transmisi, respons imunologis, dan durasi pelepasan infeksi.

Peneliti studi menambahkan, bahwa tantangan eksperimental dengan patogen manusia membutuhkan pengawasan etis yang cermat.

“Memberi rekomendasi kebijakan klinis dan penyempurnaan langkah-langkah pengendalian infeksi,” kata para peneliti.

Baca Juga: Penyebaran Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Terbanyak se-Indoneisa, Disusul Jawa Barat

Penelitian dilakukan pada 36 partisipan relawan berusia 18 hingga 30 tahun.

Para sukarelawan masing-masing diberi dosis virus Covid-19 menggunakan tabung kecil ke dalam hidung mereka.

Kemudian ditempatkan di unit karantina penahanan tinggi di kepercayaan Royal Free London NHS Foundation dengan pemantauan medis yang ketat selama 24 jam dan akses penuh ke perawatan klinis.

Penulis penelitian menemukan bahwa 18 peserta, setara dengan 53 %.

Hanya dalam 5 hari, mereka dapat terinfeksi Covid-19.

Mereka juga mengatakan bahwa virus itu awalnya terdeteksi di tenggorokan, meski naik ke tingkat yang jauh lebih tinggi di hidung.

Infeksi virus Covid-19 pulih atau sembuh dari hidung hingga rata-rata 10 hari setelah injeksi.

Para peneliti studi menemukan bahwa sebagian besar peserta yang terinfeksi sembuh dengan cepat.

Tidak ada efek samping yang parah, dan gejala ringan hingga sedang dilaporkan oleh 16 dari 18 peserta penelitian yang terinfeksi.

Baca Juga: Risiko Keparahan Infeksi Covid-19 Bisa Dilihat dari Ukuran Jari, Studi

Melihat temuan tersebut, tentu masyarakat wajib mewaspadai penularan virus Covid-19 ini

Selain mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap, kita juga perlu menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.

Terlebih penularan Covid-19 sampai saat ini sangat sulit diprediksi, saiapa pun dapat tertular.

Menurut laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)

Baca Juga: Jangan Ada Kepentingan Selain Keselamatan Rakyat, Pandemi Covid-19 Berakhir, Itu yang Dipaparkan dr Chaniago