Find Us On Social Media :

Menkes Budi Akan Memasukan Vaksin Kanker Sebagai Vaksin Wajib Didapat Masyarakat

Menkes Budi Gunawan.

GridHEALTH - Kanker adalah salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia.

Sedikit sekali penyebab kanker yang sudah terdeteksi oleh medis secara klinis.

Karenanya pencegahannya pun masih terbatas.

Salah satu kanker yang sudah bisa dicegah secara spesifik adalah kanker serviks, yaitu dengan vaksin HPV.

Untuk diketahui, kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual yaitu human papillomavirus (HPV).

Vaksin kanker serviks merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan virus tersebut.Infeksi HPV pada wanita bisa menyebabkan pertumbuhan sel pada serviks yang abnormal.

Pada sebagian wanita, gangguan tersebut kemudian dapat berkembang menjadi kanker serviks.Untuk wanita, pemberian vaksin kanker serviks direkomendasikan sebanyak tiga dosis dalam tiga kali pemakaian.

Baca Juga: Ternyata Inilah Penyebab WHO Belum Jadikan Covid-19 Sebagai Endemi

Vaksin pertama diberikan pada masa remaja yaitu 11-12 tahun, kemudian vaksin kedua diberikan satu atau dua bulan setelah vaksin pertama. Lalu, vaksin ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin pertama.Ketiga dosis vaksin tersebut diyakini sebagai perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV. Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin.Tidak hanya wanita, melansir laman RSIA Puri Bunda pada artikel 'Ini Pentingnya Vaksin Kanker Serviks', disebutkan pria pun dapat memperoleh manfaat dari vaksin HPV. 

Bagipria, virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus serta kanker tenggorokan.

Golongan pria yang direkomendasikan untuk memperoleh vaksin HPV yaitu pria yang berhubungan intim dengan sesama pria  ataupun yang memiliki gangguan imunitas dan berusia 26 tahun atau lebih muda.

Penelitian klinis baru di Afrika, melansir Kompas.com (15/04/2022), menunjukkan bahwa satu dosis suntikan vaksin HPV cukup untuk memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap virus human papillomavirus (HPV) dan risiko kanker jangka panjang.Studi tersebut menemukan bahwa satu dosis vaksin sekitar 90 persen atau lebih efektif dalam mencegah infeksi dari beberapa jenis HPV penyebab kanker hingga 18 bulan kemudian.Temuan ini mendukung penerapan strategi satu dosis suntikan untuk pencegahan HPV yang secara substansial dapat meningkatkan penyerapan partisipasi vaksin di seluruh dunia.

Nah, karena pentingnya vaksin HPV ini, Menkes Budi Gunadi Sadikin akan menambahkan vaksin kanker serviks sebagai vaksin wajib bagi masyarakat.

Baca Juga: 5 Makanan Enak yang Ternyata Bisa Merusak Kesehatan Hati, Yuk Hindari!

Hal itu sebagai bentuk pencegahan sebab banyak wanita Indonesia yang terkena kanker tersebut.Hal itu disampaikan Budi saat menghadiri acara Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia di Kawasan Eropa.

Budi membeberkan rencana itu saat mengungkap ingin membenahi public health life.

"Program nya apa saja? Ini saya sampaikan beberapa misalnya kita akan naikkan vaksin wajibnya kita dari 11 antigen menjadi 14, kita tambah HPV, PCV, rotavirus terutama karena kematian cancer paling banyak wanita Indonesia itu serviks sama breast cancer, serviks ada vaksinnya," kata Budi, Minggu (17/4), dikutip dari Kumparan.com (17/14/2022).

Budi menjelaskan mencegah kanker dengan memberikan vaksin akan lebih murah dibanding mengobatinya.

Masyarakat juga akan lebih tidak menderita bila penyakit itu bisa dicegah.

"Daripada kita mengurusnya di rumah sakit yang mahal dan menderita buat rakyatnya, kita urusnya di preventif aja, jauh lebih murah daripada dioperasi di rumah sakit, dikemo di rumah sakit dan jauh lebih nyaman juga bagi si ibunya daripada masuk rumah sakit," kata Budi.Acara pertemuan bertajuk "Indonesia Memanggil Anak Bangsa" itu juga dihadiri oleh Wamenkes dr Dante Saksono Harbuwono. Selain itu juga hadir Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, Dubes RI untuk Inggris merangkap Irlandia dan IMO Desra Percaya, dan Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno, serta Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dr Putu Moda Arsana.(*)

Baca Juga: Pernah Tilang Istri Sendiri, Sosok Polisi Jujur Aiptu Jailani Meninggal Dunia