Find Us On Social Media :

Tips Dokter Untuk Lansia dan Komorbid Supaya Sukses Ibadah Ramadan Hingga 10 Hari Terakhir

Tips sukses puasa ramadan hingga 10 hari terakhir bagi lansia dan komorbid dari dokter.

GridHEALTH.id - Puasa Ramadan adalah saat yang paling dinantikan uat muslim di seluruh dunia.

Bagaimana tidak, di bulan Ramadan, selama satu bulan penuh pintu amal saleh, kesempatan banyak berbuat ibdah di buka lebar-lebar.

Bahakan amalan yang dilakukan dan diberikam hanya di Ramadan dilipat gandakan hingga berkali-kali lipat.

Jadi tidak heran Ramadan adalah ladang pahala bagi umat muslim

Terlebih di 10 terakhir Ramadan, kesempatan emas dalam Ramadan yang tentunya tidak ingin disia-siakan oleh semua umat musmil.

Semua orang orang ingin mendapatkan malam lailatul qodar. Malam seribu bukan, ibadah di malam tersebut sama sepertihalnya kita beibadah selama 1000 bulan.

Apakah semua orang bisa mendapatkannya? Jawabannya bisa, selama ikhlas beribadah, dan konsisten beribadahm dan ditengikatkan ibadahnya selama Ramadan terlebih di 10 hari terakhir Ramadan.

Bagaimana dengan lansia? Bisakah melakukan itu? Puasa Ramadan, dan melakukan ibadah lainnya, seperti tarawih dan itikaf?

Jawabannya bisa saja. Sekalipun saat ini masih di masa Pandemi Covid-19, dan lansia berisiko besar jika terinfeksi Covid-19, apalagi memiliki komorbid.

Baca Juga: Waspada, Pada Tahap Ini Diabetes Bisa Memicu Penyakit Jantung

Kita tahu, komplikasi Infeksi Covid-19 pada penderita dengan penyakit komorbid atau penyakit penyerta, menjadi lebih rentan dan sangat berbahaya bagi keselamatannya.

Karena itu, bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit kronis seperti Hipertensi, Diabetis, Paru-paru, leukimia, dan HIV perlu lebih waspada.

Mereka harus menjaga kesehatan saat pandemi Covid-19, terlebih bila tetap ingin menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Bagi lansia, menurut Manajer Pelayanan Medis RS Al Huda (RSAH) dokter Suryadinata yang juga Ketua Siaga Covid-19 RSAH menyampaikan, Orang dengan penyakit penyerta biasanya para lanjut usia atau geriatri.

Kondisi tubuh mereka biasanya sudah lemah dan rentan terhadap penyakit.

Tapi menurutnya tidak menutup kemungkinan, bagi usia muda juga sudah terjangkit komorbid yang disebabkan karena genetik dan pola hidup tidak sehat.

Surya menjelaskan, komorbid atau penyakit penyerta dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga dapat membuat virus semakin merajalela merusak organ.

“Pada kasus yang fatal, maka dapat menyebab kerusakan organ yang berujung pada kematian.” Ujarnya

Karena itu, kata dokter Surya, bagi para lansia atau geriatri yang tetap ingin menjalankan ibadah puasa, mereka tetap bisa menjalankannya, namun dengan prosedur yang cukup ketat.

Baca Juga: Jangan Anggap Biasa Lemak Perut, Risikonya Stroke Hingga Diabetes

Yaitu, pastikan saat itu tubuh tidak merasakan gejala apapun dari penyakit penyertanya atau komorbid alias sehat walafiat.

“Bila perlu, konsultasikan dengan dokter keluarga sebelum berpuasa,” lanjut dokter Surya.

Ingat, hal yang penting adalah jaga imunitas tubuh.

Caranya dengan makan makanan bernutrisi tinggi dan seimbang saat buka dan sahur. Juga banyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari. Serta istirahat yang cukup dan hindari stress.

“Selama daya tahan tubuh kuat, maka tubuh dapat melawan berbagai macam virus atau kuman.” imbuh dokter Surya.

Dokter Surya pun mengingatkan, ditengah pandemi saat ini wajib hukumnya bagi lansia atau geriatri juga penderita komorbid, untuk mematuhi semua imbauan dari pemerintah agar tetap sehat dan terhindar dari paparan virus Covid-19.

Sehingga dapat beribadah di bulan suci Ramadan dengan khusyuk.

Karenanya lansia disarankan untuk tetap tinggal dirumah dan menjaga kesehatan pribadi dan keluarga.

Jadi untuk tarawih dan itikaf, untuk lansia dan pasien komorbid, selama pandemi Covid-19 baiknya dilakukan di rumah, demi kebaikan bersama.(*)

Baca Juga: Tetap Fit Puasa di 10 Hari Terakhir Ramadan Bagi Penyintas Penyakit Kronis