GridHEALTH.id – Penyakit kronis adalah kondisi yang bertahan selama 3 bulan atau lebih dan seiring berjalannya waktu, kondisinya bisa jadi lebih memburuk.
Penyakit kronis cenderung terjadi pada orang dewasa atau lansia, yang dapat dikendalikan, tapi tidak bisa disembuhkan.
Melansir CDC, gaya hidup kurang sehat seperti merokok, menghirup asap rokok, kekurangan nutrisi.
Orang-orang yang tidak suka melakukan aktivitas fisik dan mengonsumsi alkohol berlebih, juga memiliki risiko penyakit kronis yang tinggi.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit kronis, beserta gejala dan perawatan yang dibutuhkan, yang banyak diderita oleh orang Indonesia.
1. Diabetes
Dilansir dari niddk.nih.gov, diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Jenis kondisi ini yang paling umum yakni diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.
Gejala yang dirasakan oleh penyandang diabetes di antaranya haus berlebih, sering bolak balik ke kamar mandi, perut terasa lapar, kelelahan, pandangan kabur, kesemutan di tangan atau kaki, luka yang tidak kunjung sembuh, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Perawatan diabetes di antaranya mengonsumsi obat-obatan secara rutin, selalu cek gula darah, mengonsumsi makanan sesuai menu plan, dan memeriksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Tetap Fit Puasa di 10 Hari Terakhir Ramadan Bagi Penyintas Penyakit Kronis
2. Kanker
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel tubuh yang tidak terkontrol dan menyebar ke area tubuh lain. Gejala kanker berbeda-beda, tergantung pada jenis dan bagian tubuh mana yang terdampak.
Melansir Cancer.org, tapi terdapat beberapa gejala umum yang sering terjadi seperti kelelahan yang tidak bisa ditangani dengan istirahat, berat badan turun tanpa alasan, nafsu makan menurun, dan adanya benjolan di tubuh.
Selain itu, adanya perubahan pada kulit seperti berdarah atau benjolan, demam, sakit kepala, penebalan di bagian tubuh yang terdampak, dan pendarahan spontan tanpa alasan.
Penyakit kanker biasanya ditangani dengan melalui kemoterapi, operasi, dan radioterapi. Perawatan dilakukan sesuai dengan jenis dan stadium kanker.
3. Penyakit jantung
Ini merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Istilah penyakit jantung mengacu pada beberapa jenis gangguan kardiovaskular, yang paling umum adalah penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner adalah saat adanya penumpukan plak di arteri yang mengalirkan oksigen ke jantung. Plak dapat menyebabkan penyumbatan yang mengakibatkan serangan jantung.
Gejala yang sering terjadi yakni nyeri di dada, merasa kelelahan, sakit kepala, mual, dan tubuh terasa lemas. Pada wanita terdapat sedikit perbedaan, yakni nyeri yang menjalar hingga ke bagian ytubuh lain, heartburn, cemas, dan keringat dingin.
Baca Juga: Saat Tangan Mengalami Kesemutan, Lakukan 5 Hal Ini Untuk Mengatasinya
Penyakit jantung koroner ditangani dengan perubahan gaya hidup, konsumsi obat-obatan, dan operasi pemasangan stent.
4. Stroke
Stroke adalah kondisi saat suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, sehingga otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Sel-sel di otak pun mulai mati dalam hitungan menit.
Kondisi kronis ini ditandai dengan kesulitan untuk berbicara dan memahami apa yang dibicarakan orang lain, anggota tubuh lumpuh (wajah, lengan, atau kaki), kesulitan melihat dengan salah satu mata atau keduanya, sakit kepala yang tiba-tiba dan parah, serta tidak bisa berjalan normal.
Perawatan spesifik untuk stroke disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya stroke iskemik, pengobatan dilakukan dengan kombinasi obat-obatan.
Sedangkan jika stroke terjadi karena pendarahan di otak, maka perawatan yang dilakukan yakni melalui tindakan operasi.
5. Gagal ginjal kronik
Ini adalah kondisi jangka panjang, di mana ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada tahap awal tidak ada gejala yang bisa diantisipasi. Namun, jika kondisinya makin parah maka akan menyebabkan kelelahan, pembengkakan (tangan atau kaki), napas terengah-engah, dan ada darah di urin.
Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ginjal kronik. Tetapi pemberian obat, perubahan gaya hidup, hingga transplantasi ginjal dapat mencegahnya menjadi lebih parah.(*)
Baca Juga: Bisa Jadi Tanda Kanker Perut, Segera Periksakan ke Dokter Jika Sering Alami 4 Gejala Ini