Find Us On Social Media :

Mengenal 2 Jenis Inkontinensia yang Sering Menyerang Wanita Seiring Bertambahnya Umur dan Cara Pengobatannya

Lansia, terutama wanita berisiko alami inkontinensia.

"Tetapi kebanyakan wanita dengan inkontinensia mendesak memiliki kandung kemih terlalu aktif non-neurogenik, ketika kandung kemih sangat sensitif terhadap cairan."

Perawatan untuk inkontinensia urgensi meliputi:

- Modifikasi gaya hidup. Hindari minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih (minuman berkafein, soda, dan alkohol) dan jadwalkan istirahat kamar mandi secara teratur.

Jika bangun di malam hari untuk buang air kecil, cobalah untuk mengurangi cairan selama satu atau dua jam sebelum tidur. Mengelola sembelit juga dapat mengurangi inkontinensia urgensi.

- Latihan dasar panggul. Terapis fisik dasar panggul yang terlatih dapat membantu kita belajar meremas dan melepaskan otot-otot di dekat kandung kemih secara efektif sehingga kita dapat menahan air seni hingga mencapai kamar mandi.

- Obat-obatan. Obat antikolinergik, seperti oxybutynin (Ditropan), menghambat pengencangan otot kandung kemih, Simpatomimetik, seperti mirabegron (Myrbetriq), meningkatkan kapasitas kandung kemih.

“Kedua jenis obat tersebut dapat memiliki efek samping, jadi Anda harus memantaunya dengan cermat,” saran Dr. Anand.

- Suntikan toksin botulinum (Botox). Suntikan mengendurkan otot detrusor selama tiga sampai 12 bulan.

Baca Juga: Infeksi Rotavirus Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali Gejalanya

Baca Juga: Pepaya, Buah Terbaik Teman Diabetes Untuk Kontrol Gula Darah

"Ada potensi efek samping, seperti infeksi kandung kemih atau retensi urin sementara. Anda harus belajar memasang kateter sendiri tiga kali sehari, sampai Botox sedikit hilang dan kandung kemih Anda mengosongkan lebih normal," kata Dr. Anand.

- Stimulasi saraf. Dokter  dapat merangsang saraf tertentu dengan jarum atau stimulator saraf yang ditanamkan untuk menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif non-neurogenik.