Find Us On Social Media :

Waspadai Hepatitis Akut, Apa yang Membuat Anak Rentan Terkena?

Alasan anak-anak rentan terkena hepatitis akut.

GridHEALTH.id – Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan setidaknya sudah ada sekitar 228 kasus hepatitis misterius akut yang menyerang anak-anak.

Kondisi ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada awal April lalu, yang kemudian menyebar ke beberapa negara lain dunia, termasuk Indonesia.

Dilansir dari laman WHO.int, kasus hepatitis akut ini terjadi pada anak-anak usia 1 bulan hingga 16 tahun.

Sekitar 17 anak atau sebanyak 10% dari kasus hepatitis misterius ini, membutuhkan transplantasi hati.

Di Indonesia sendiri, kasus hepatitis akut ini sedang menjadi sorotan setelah tiga orang anak diduga meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Ketiga anak tersebut sebelumnya sempat mendapatkan perawatan di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo.

Peristiwa tiga orang anak yang meninggal dunia ini, terjadi dalam rentang waktu dua minggu dan yang terakhir pada 30 April 2022.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari kasus hepatitis misterius akut pada anak-anak di berbagai negara dunia, belum diketahui.

Ada ilmuwan yang beranggapan bahwa situasi ini disebabkan oleh adenovirus. Namun, sampai saat ini masih dicaritahu penyebabnya.

Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius Serang Anak Usia 1 Bulan - 16 Tahun, WHO Sudah Peringatkan Dunia Sejak 15 April 2022

Lantas, apa yang menyebabkan anak-anak rentan terinfeksi hepatitis akut?

Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menjelaskan kemungkinan mengapa anak-anak yang paling rentan terinfeksi hepatitis akut.

Salah satu alasannya adalah anak-anak telat dalam mendapatkan vaksinasi Covid-19. Vaksin untuk anak tersedia baru-baru ini dan hanya bisa didapatkan oleh mereka yang berusia di atas 6 tahun.

“Itu pun masih belum banyak yang mendapat dua dosis. Apalagi bicara booster. Nah, ketika hadir satu varian yang lebih cepat menginfeksi seperti Omicron dan turunannya, mereka menjadi korban,” kata Dicky Budiman dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (04/05/2022).

Selain itu, ia juga menyoroti fakta imunitas anak-anak yang masih rendah. Ditambah dengan status gizi buruk dan komorbid (penyakit penyerta) yang serius.

“Long Covid-19 itu juga di antara lain ada di aspek hepatitis. Apalagi untuk hepatitis menjadi prevalensi paling banyak pada anak di bawah umur lima tahun,” jelasnya.

Menurut Dicky Budiman, hepatitis akut pada anak yang terjadi di beberapa negara saat ini, sudah ada sejak awal tahun.

Salah satu hipotesa para tim epidemiolgi mengarah pada Covid-19 atau adanya dugaan baru yang belum terdeteksi.

Sebabnya, meskipun ditularkan lewat saluran pernapasan, infeksi ini dapat menyerang seluruh organ tubuh, termasuk liver atau hati.

 Baca Juga: Cara Efektif Cegah Infeksi Hepatitis Akut pada Anak, Ini Imbauan IDI dan IDAI

“Bahwa ada gangguan di otak, jantung, paru jelas. Itu sudah jelas. Sekarang yang memberikan pesan kuat khususnya pada anak adalah gangguan di lever,” paparnya.

Di sejumlah negara, sekitar 74 kasus hepatitis akut dinyatakan positif adenovirus dan terindentifikasi sebagai F type 41. Sementara SARS-CoV-2 terdeteksi pada 20 kasus.

Sedangkan dari 19 kasus hepatitis akut, terdeteksi adanya koinfeksi antara SARS-CoV-2 dengan adenovirus.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bergerak cepat mengantisipasi kasus hepatitis misterius akut.

Melalui surat edaran bernomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Ekologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetologi), masyarakat diminta untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan jika mendeteksi gejala-gejala berikut ini.

1. Anak mengalami gejala penyakit kuning

2. Sakit perut

3. Muntah-muntah dan diare mendadak

4. Buang air kecil berwarna teh tua

Baca Juga: Nomor Telpon Pengaduan Kemenkes Kasus Hepatitis Akut Misterius, Waspadai 3 Gejalanya di Kulit

5. Buang air besar berwarna pucat

6. Kejang-kejang

7. Mengalami penurunan kesadaran

Baca Juga: Infeksi Hepatitis dan Pengaruhnya Terhadap Masa depan Penyintas