GridHEALTH.id - Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gagal jantung, sampai gagal ginjal.
Untuk itu, dokter umumnya akan meresepkan obat hipertensi, apabila tekanan darah masih cenderung tinggi kendati sudah tiga bulan menjalani gaya hidup sehat.
Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada dua jenis obat hipertensi. Obat pengontrol tekanan darah dari golongan Ace Inhibitor (captopril, ramipril), lebih dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum makan.
Karena penyerapan obat tersebut rentan terganggu oleh makanan. Sedangkan obat antihipertensi dari propranolol, amlodipin, candesartan, disarankan untuk dikonsumsi setelah makan.
Menurut Kemenkes, obat-obatan tersebut dianjurkan untuk diminum pada pagi hari. Karena ada studi yang menunjukkan tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 09.00-11.00 dan paling rendah di malam hari setelah tidur.
Sehingga, mengacu riset tersebut, obat antihipertensi disarankan untuk diminum antara pukul 09.00-11.00.
Kendati ada anjuran untuk minum obat antihipertensi pada pagi hari, studi yang dipublikasikan di European Heart Journal (2018) menyebut minum obat tekanan darah tinggi di malam hari lebih baik daripada pagi hari.
Riset dari ahli di Spanyol tersebut meneliti 19.000 penyandang hipertensi yang rutin minum obat antitekanan darah tinggi dari tahun 2008 sampai 2018.
Hasilnya, pasien yang minum obat sebelum tidur, risiko serangan jantungnya turun 44 persen, peluang gagal jantung turun 4%, risiko stroke turun 49%, dan risiko kematian karena penyakit kardiovaskular turun 45% .
Baca Juga: Obat Darah Tinggi Harus Dibeli dengan Resep Dokter, Kenali Jenisnya
Baca Juga: Bebas Stres, Tips Memberikan Obat Pada Bayi dan Anak di Kala Sakit
Perwakilan peneliti Ramon Hermida dari University of Vigo menyampaikan, penurunan risiko komplikasi hipertensi tersebut terkait kontrol tekanan darah yang lebih baik saat tidur.
"Kami telah mendokumentasikan, tekanan darah saat tidur adalah penanda paling signifikan dari risiko kardiovaskular," jelasnya, seperti dilansir Web MD.
Namun, Hermida memberikan catatan objek risetnya tersebut memiliki ritme tidur yang teratur, seperti bangun tidur di pagi hari dan tidur malam tidak terganggu.
Terlepas dari silang pendapat waktu terbaik minum obat hipertensi, ahli jantung dari RS Lenox Hill di New York, AS, Dr. Satjit Bhusri, berpendapat pasien perlu berkonsultasi dengan dokternya terkait waktu minum obat.
Menurutnya, waktu terbaik minum obat bagi pasien tergantung dengan kondisi fisik, aktivitas, dan tekanan darah masing-masing.
Baca Juga: Waspadai Dislipidemia, Kolesterol Tinggi Jadi Ancaman Penyakit
Baca Juga: Stroke Mata Bisa Sebabkan Kebutaan, Gejalanya Sering Tak Disadari
Daripada berdebat soal waktu minum obat, Bhusri lebih menekankan pada pentingnya konsistensi untuk mengoptimalkan kontrol tekanan darah.
"Kuncinya rutin, tidak melewatkan dosis anjuran. Hal yang lebih buruk daripada tekanan darah tinggi adalah perubahan tekanan darah karena ketidakpatuhan minum obat," kata dia.
Selain patuh dan rutin minum obat sesuai anjuran dokter, Bhusri juga menyebut penyandang hipertensi perlu mengendalikan emosi dan menjaga gaya hidup sehat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2020/03/09/200600068/minum-obat-hipertensi-pagi-atau-malam-hari-mana-yang-lebih-baik-?page=all.