KCNA juga mengatakan, otoritas kesehatan berusaha mengatur sistem pengujian dan pengujian, serta meningkatkan pekerjaan desinfeksi.
Sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020 lalu, Korea Utara belum melaporkan adanya kasus konfrimasi infeksi virus corona.
Ditemukannya Covid-19 varian Omicron di negara tersebut, menjadi ancaman bagi 25 juta penduduk Korea Utara.
Para ahli kesehatan dunia mengkhawatirkan bagaimana sistem kesehatan di sana dalam mengatasi wabah besar, lantaran sumber dayanya yang kurang, dilansir dari The Guardian, Jumat (13/05/2022).
Selain itu, sebanyak 25 juta penduduk Korea Utara pun juga sampai hari ini belum pernah menerima vaksin Covid-19.
Negara tersebut sejauh ini telah menghindari penerimaan vaksin yang ditarwarkan oleh program distribusi Covax yang didukung PBB.
Seorang professor dari Ewha University di Seoul, Korea Selatan, Leif-Eric Easley mengatakan, pengakuan otoritas Korea Utara tentang adanya virus corona di negaranya, menandakan bahwa ini merupakan situasi kesehatan yang serius.
Baca Juga: Kenaikan Kasus Covid-19 Paska.Lebaran, Terlihat 25 Hari Kemudian
Meski begitu, bukan berarti negara tersebut akan mulai terbuka menerima bantuan dari negara-negara lain.
“Ini tidak berarti Korea Utara tiba-tiba akan terbuka untuk bantuan kemanusian dan mengambil garis perdamaian dengan Washington (Amerika Serikat) dan Seoul (Korea Selatan),” pungkasnya.
Baca Juga: Wiku: Covid-19 Membaik, Indonesia Sudah Mulai Transisi ke Endemi