GridHEALTH.id – Usai mengonfirmasi adanya kasus pertama Covid-19, kali ini Korea Utara melaporkan seorang pasien meninggal dunia karena virus corona.
Hal tersebut disampaikan oleh agensi berita resmi Korea Utara KCNA, pada Jumat (13/05/2022) ini.
Selain itu, ada sekitar 187.000 orang yang saat ini tengah menjalani isolasi setelah mengalami demam yang merebak secara tiba-tiba di seluruh negeri, sejak akhir April lalu.
Sebanyak 350.000 orang menunjukkan gejala demam tersebut, termasuk 18.000 yang baru melaporkannya, pada Selasa (10/05/2022).
Setidaknya, 162.000 orang saat ini tengah dirawat di rumah sakit, tetapi tidak disebutkan secara jelas apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Sampai hari ini, ada enam orang yang mengalami demam dan meninggal dunia. Salah satu di antaranya terkonfirmasi alami infeksi Covid-19 varian Omicron.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pusat komando anti-virus pada Selasa (10/05/2022), untuk memeriksa situasi dan tanggapan setelah menyatakan kondisi darurat yang paling parah dan memerintahankan penguncian.
KCNA mengatakan, bahwa Kim Jong Un memberikan kritik terhadap penyebaran demam yang terjadi secara merata di ibukota Pyongyang, dilansir dari Global News.
Hal ini menurutnya merupakan petunjuk adanya kerentanan dalam sistem pencegahan epidemi yang telah mereka buat.
Baca Juga: Korea Utara Laporkan Kasus Covid-19 Pertama, Varian Omicron Jadi Pemicunya
Orang-orang yang mengalami demam menjadi prioritas utama untuk mendapatkan perawatan dan diisolasi.
Kim Jong Un juga menyerukan untuk segera merancang metode dan taktik perawatan ilmiah, serta memperkuat langkah-langkah untuk memasok obat-obatan.
KCNA juga mengatakan, otoritas kesehatan berusaha mengatur sistem pengujian dan pengujian, serta meningkatkan pekerjaan desinfeksi.
Sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020 lalu, Korea Utara belum melaporkan adanya kasus konfrimasi infeksi virus corona.
Ditemukannya Covid-19 varian Omicron di negara tersebut, menjadi ancaman bagi 25 juta penduduk Korea Utara.
Para ahli kesehatan dunia mengkhawatirkan bagaimana sistem kesehatan di sana dalam mengatasi wabah besar, lantaran sumber dayanya yang kurang, dilansir dari The Guardian, Jumat (13/05/2022).
Selain itu, sebanyak 25 juta penduduk Korea Utara pun juga sampai hari ini belum pernah menerima vaksin Covid-19.
Negara tersebut sejauh ini telah menghindari penerimaan vaksin yang ditarwarkan oleh program distribusi Covax yang didukung PBB.
Seorang professor dari Ewha University di Seoul, Korea Selatan, Leif-Eric Easley mengatakan, pengakuan otoritas Korea Utara tentang adanya virus corona di negaranya, menandakan bahwa ini merupakan situasi kesehatan yang serius.
Baca Juga: Kenaikan Kasus Covid-19 Paska.Lebaran, Terlihat 25 Hari Kemudian
Meski begitu, bukan berarti negara tersebut akan mulai terbuka menerima bantuan dari negara-negara lain.
“Ini tidak berarti Korea Utara tiba-tiba akan terbuka untuk bantuan kemanusian dan mengambil garis perdamaian dengan Washington (Amerika Serikat) dan Seoul (Korea Selatan),” pungkasnya.
Baca Juga: Wiku: Covid-19 Membaik, Indonesia Sudah Mulai Transisi ke Endemi